Istilah lain yang berkaitan dengan anatomi huruf adalah sebagai berikut :
Bowl, kurva parabola tertutup dan terbuka yang menciptakan kesan ruang di dalamnya.
Counter, bagian dalam dari 'Bowl'.
Leg,
bagian bawah huruf yang memiliki kesan "menopang" huruf tersebut.
Misalkan bagian bawah huruf "L" dan garis diagonal bawah pada huruf "K".
Shoulder, bentuk lengkung yang biasanya merupakan pangkal sebuah leg.
Crossbar, merupakan bagian huruf yang menghubungkan antara stem utama dengan stem lainnya pada sebuah huruf
Axis, merupakan garis tak nampak yang membagi sebuah huruf sehingga bagian atas dan bawah akan membentuk sebuah axis.
Ear, terletak pada bagian atas kanan dari sebuah bowl umumnya ditemukan pada huruf "g",
Tail,
biasanya merupakan bagian yang berada di bawah garis decender. Secara
umum ditemukan pada huruf "Q" dan ""g, j, p, q, y", namun pada jenis
huruf dekoratif, biasanya muncul juga pada huruf "K", "R".
Aperture,
biasanya berupa ruang negatif atau jarak dari sisa stroke pada sebuah
huruf. Sebagai contoh nampak pada huruf 'n', 'C', 'S'; bagian bawah dari
huruf 'e' dan bagian atas dari huruf 'a'.
Link/Neck, sebuah
tarikan garis yang biasanya melengkung, yang berfungsi sebagai
penghubung antara 'bowl' dan 'loop/lobe' pada bagian bertingkat dari
huruf 'g'.
Loop/Lobe, biasanya terdapat pada bagian huruf 'g' yang
ada dibawah garis 'baseline' yang terhubung kepada 'bowl'. Biasanya
juga terdapat pada huruf 'p', 'b' dan 'l'..
Kamis, 29 September 2016
Pengukuran Huruf dalam Tipografi
Bentuk Huruf
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alphabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata dapat membedakan antara huruf ‘m’, dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain.
Salah satu hukum dari teori Gestalt membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground.
Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain. Apabila telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf.
Menurut Danton Sihombing (2001), terminologi umum yang digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf adalah :
1. Capline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas dari setiap huruf besar
2. Meanline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas dari badan setiap huruf kecil
3. Baseline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian terbawah dari setiap huruf besar
4. Descender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline
5. Ascender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan capline
6. X-Height : jarak ketinggian dari baseline ke meanline
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai karakter. Setiap karakter apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal.
Setiap bentuk huruf dalam sebuah alphabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata dapat membedakan antara huruf ‘m’, dengan ‘p’ atau ‘C’ dengan ‘Q’. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain.
Salah satu hukum dari teori Gestalt membuktikan bahwa untuk mengenal atau membaca sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground.
Langkah awal untuk mempelajari tipografi adalah mengenali atau memahami anatomi huruf. Seperti halnya tubuh manusia, huruf memiliki berbagai organ yang berbeda. Gabungan seluruh komponen dari suatu huruf merupakan identifikasi visual yang dapat membedakan antara huruf yang satu dengan yang lain. Apabila telah memahami anatomi huruf secara baik, dengan mudah dapat mengenal sifat dan karakteristik dari setiap jenis huruf.
Menurut Danton Sihombing (2001), terminologi umum yang digunakan dalam penamaan setiap komponen visual yang terstruktur dalam fisik huruf adalah :
1. Capline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas dari setiap huruf besar
2. Meanline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian teratas dari badan setiap huruf kecil
3. Baseline : garis maya lurus horisontal yang menjadi batas bagian terbawah dari setiap huruf besar
4. Descender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada di bawah baseline
5. Ascender : bagian dari huruf kecil yang posisinya tepat berada diantara meanline dan capline
6. X-Height : jarak ketinggian dari baseline ke meanline
Setiap individu huruf, angka, dan tanda baca dalam tipografi disebut sebagai karakter. Setiap karakter apakah huruf besar atau kecil memiliki batang (stem) yang pada bagian ujung-ujungnya dapat ditemukan beberapa garis akhir sebagai penutup yang disebut terminal.
TIPOGRAFI DIGITAL
TIPOGRAFI DIGITAL
Kehadiran teknologi komputer memberikan solusi yang lebih bersifat teknis bagi perkembangan dunia tipografi. Kecanggihan perangkat keras dan perangkat lunak telah memberikan banyak peluang serta mempermudah pekerjaan para perancang huruf untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam proses penciptaan desain huruf baru.
Esensi dari konsep tipograsi digital adalah teknik skala (scaling). Huruf dapat dengan mudah diperbesar atau diperkecil pada layar monitor dengan tampilan serta hasil pencetakan yang solid dengan kualitas ketajaman yang sempurna. Huruf Bitmap (Bitmap Font) yang muncul di sekitar awal tahun 1980 memiliki kualitas output dengan resolusi tetap 72 dot per inch (dpi) dalam ukuran tetap 12 pt. Apabila huruf ini dicetak dengan menggunakan printer yang memiliki resolusi 600 dpi, maka kualitas yang dihasilkan akan tetap 72 dpi. Begitu pula apabila huruf dengan ukuran 12 pt diperbesar menjadi 24 pt atau lebih akan terlihat bergerigi (jaggies).
Format PostScript dan TrueType merupakan jawaban dari permasalahan yang dimiliki oleh Bitmap Fonts. PostScript dan TrueType sering disebut juga sebagai outline fonts atau scalable fonts. Keduanya didiskripsikan secara matematik dengan berbagai instruksi yang dapat mengaktifkan computer dan printer untuk “menggambar” huruf dalam berbagai ukuran dan resolusi,
Yang membedakan antara PostScript dan TrueType adalah cara pembentukan garis-garis lengkung yang menggunakan beberapa buah titik.
PostScript
Menggunakan metode Bezier Curves dengan minimum pemakaian empat buah titik untuk menghasilkan sebuah garis lengkung yang terdiri dari dua titik akhir dan dua titik kontrol.
TrueType
Menggunakan metoda Quadratic B-Spline dengan menerapkan titik-titik secara langsung pada garis dan bagian-bagian yang akan dilengkungkan. Pada intinya PostScript dan TrueType Fonts memilik kapabilitas yang hamper sama.
Gambar Perbedaan PostScript dan TrueTyp
Kehadiran teknologi komputer memberikan solusi yang lebih bersifat teknis bagi perkembangan dunia tipografi. Kecanggihan perangkat keras dan perangkat lunak telah memberikan banyak peluang serta mempermudah pekerjaan para perancang huruf untuk mengeksplorasi kemungkinan-kemungkinan baru dalam proses penciptaan desain huruf baru.
Esensi dari konsep tipograsi digital adalah teknik skala (scaling). Huruf dapat dengan mudah diperbesar atau diperkecil pada layar monitor dengan tampilan serta hasil pencetakan yang solid dengan kualitas ketajaman yang sempurna. Huruf Bitmap (Bitmap Font) yang muncul di sekitar awal tahun 1980 memiliki kualitas output dengan resolusi tetap 72 dot per inch (dpi) dalam ukuran tetap 12 pt. Apabila huruf ini dicetak dengan menggunakan printer yang memiliki resolusi 600 dpi, maka kualitas yang dihasilkan akan tetap 72 dpi. Begitu pula apabila huruf dengan ukuran 12 pt diperbesar menjadi 24 pt atau lebih akan terlihat bergerigi (jaggies).
Format PostScript dan TrueType merupakan jawaban dari permasalahan yang dimiliki oleh Bitmap Fonts. PostScript dan TrueType sering disebut juga sebagai outline fonts atau scalable fonts. Keduanya didiskripsikan secara matematik dengan berbagai instruksi yang dapat mengaktifkan computer dan printer untuk “menggambar” huruf dalam berbagai ukuran dan resolusi,
Yang membedakan antara PostScript dan TrueType adalah cara pembentukan garis-garis lengkung yang menggunakan beberapa buah titik.
PostScript
Menggunakan metode Bezier Curves dengan minimum pemakaian empat buah titik untuk menghasilkan sebuah garis lengkung yang terdiri dari dua titik akhir dan dua titik kontrol.
TrueType
Menggunakan metoda Quadratic B-Spline dengan menerapkan titik-titik secara langsung pada garis dan bagian-bagian yang akan dilengkungkan. Pada intinya PostScript dan TrueType Fonts memilik kapabilitas yang hamper sama.
Gambar Perbedaan PostScript dan TrueTyp
Perkembangan Huruf
Perkembangan Huruf
Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan Romawi. Dalam sejarah perkembangan tipografi lahirnya desain dan gaya huruf banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatannya.
Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikanya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alphabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alphabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R,S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alphabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani.
Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan, sehingga jumlah keseluruhan alphabet Latin menjadi 26.
ROMAN SQUARE CAPITALS
Bangsa Romawi dalam masa kejayaannya banyak membuat bangunan arsitektural berupa monument-monumen yang berukirkan huruf-huruf. Ukiran huruf pada sebuah monument memiliki keindahan rupa serta proporsi bentuk yang sangat baik. Garis-garis sederhana yang terdapat pada bangunan Capitalis Monumentalis terdiri dari garis tipis-tebal yang terstruktur dari bentuk geometric seperti kotak, segitiga, dan lngkaran. Huruf-huruf ini dikenal sebagai jenis Square Capitals dan merupakan cikal bakal dari huruf kapital yang digunakan sekarang.
ROMAN SCRIPTS
Salah satu gaya Roman Scripts yang teramat penting adalah Capitalis Quadrata yang banyak digunakan pada abad ke-2 hingga abad ke-5. Huruf ini dibuat dengan pena berujung datar, yang merupakan versi kaligrafi dari Square Capitals. Huruf ini banyak digunakan untuk naskah-naskah penting dan judul buku. Kontras yang kuat antara ketebalan strokes yang satu dengan yang lain merupakan cirri fisik dari huruf-huruf Roman Scripts.
UNCIAL SCRIPT
Runtuhnya kerajaaan Romawi pada abad ke-3 menyebabkan terbelahnya kerajaan Romawi menjadi dua wilayah, bagian timur dengan peradaban Byzantium yang mapan dengan ibukotanya Constantinopel dan bagian barat terpecah menjadi berbagai perkampungan kecil yang peradabannya hampir punah. Pada abad pertengahan ini (Medieval Era), sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan, buta huruf, perdagangan lumpuh dan muncul feodalisme.
Walaupun Medieval Era sering disebut sebagai abad kegelapan (The Dark Ages) namun kegiatan perancangan huruf tidaklah
Pengolahan Citra Digital Semester 1
14 | P a g e
terhenti, terutama untuk kepentingan pembuatan buku-buku. Pada masa itu, biara-biara umat Nasrani menjadi pusat kegiatan pendidikandan kebudayaan. Penyelamatan tulisan dan naskah-naskah yang bernuansa keagamaan merupakan sumber inspirasi serta motivasi utama dalam pengadaan dan pengembangan pembuatan buku-buku.
Pada periode ini lahir bentuk dan gaya huruf Uncial Scripts dan Half Uncial Scripts. Kedua huruf ini banyak sekali digunakan oleh gereja-gereja pada abad ke-5 sampai dengan abad ke-9, hingga huruf-huruf ini memiliki citra yang kuat sebagai ‘huruf gereja’. Alasan diciptakan gaya huruf ini karena huruf-huruf Roman sudah terlalu banyak digunakan pada masa-masa sebelumnya. Kata Uncial berasal dari satuan ukuran tinggi (inch) bangsa Romawi yang disebut Uncia.
HALF-UNCIAL SCRIPTS
Half-Uncial Scripts atau juga sering disebut Semi-Uncial Scripts merupakan bentuk asli (prototype) dari huruf kecil, yang tampil hampir bersamaan dengan Uncial Scripts di sekitar abad ke-4. Para penyalin huruf banyak menggunakan huruf ini untuk membuat catatan-catatan pendek yang biasanya dituliskan pada tepi sebuah naskah. Ukuran tinggi Half-Uncial Scripts adalah setengah dari Uncial Scripts dengan memberikan banyak tekanan pada ascender dan descender.
CAROLINGIAN MINUSCULE SCRIPTS
Di sekitar abad ke-7, ketika Charlemagne berkuasa menjadi pemimpin di sentral Eropa, ia banyak menatuh perhatian pada bidang pendidikan dan kesenian. Konon, Charlemagne tidak dapat membaca dan menulis, namun lewat gagasannya dibangun sebuah sekolah di istananya dimana diajarkan cara menyalin dan memproduksi naskah-naskah yang kelak menjadi sumber lahirnya kembali ilmu pengetahuan dan kesenian.
Pada masa itu, para penyalin huruf memiliki kualitas keterampilan yang
sangat buruk. Banyak sekali naskah yang sulit dibaca. Untuk menanggulangi permasalahan ini, Charlemagne mengangkat Alcuin of York, seorang budayawan dari Inggris sebagai penasihatnya untuk menangani pengadaan buku-buku serta pembuatan huruf. Alcuin menciptakan suatu standardisasi untuk desain tata letak serta gaya huruf baru yang kemudian dikenal dengan nama Carolingian Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan pionir dari bentuk huruf kecil kontemporer yang digunakan sekarang. Carolingian Minuscule Scripts memiliki beberapa ligatures, ascender, dan descender serta mudah dibaca walaupun ditulis dalam ukuran huruf yang kecil.
ANGKA ARAB
Bangsa Romawi menulis angka dengan simbol dari huruf capital mereka, seperti I, V, X, L, C, D, dan M. Di sekitar abad ke-7 bangsa Arab mendominasi kepiawaian dalam ilmu matematik. Sebelumnya, titik pokok dari kegiatan matematik berawal dari Mesir ke Yunani kemudian Roma, India, dan akhirnya masuk ke Arab. Baru kemudian di sekitar abad ke-13, angka yang bentuk dasarnya berawal dari alphabet Arab diterapkan ke dalam sistem alphabet Latin.
Perjalanan desain dan gaya huruf latin mulai diterapkan pada awal masa kejayaan kerajaan Romawi. Dalam sejarah perkembangan tipografi lahirnya desain dan gaya huruf banyak dipengaruhi oleh faktor budaya serta teknik pembuatannya.
Kejayaan kerajaan Romawi di abad pertama yang berhasil menaklukan Yunani, membawa peradaban baru dalam sejarah Barat dengan diadaptasikanya kesusasteraan, kesenian, agama, serta alphabet Latin yang dibawa dari Yunani. Pada awalnya alphabet Latin hanya terdiri dari 21 huruf : A, B, C, D, E, F, G, H, I, K, L, M, N, O, P, Q, R,S, T, V, dan X, kemudian huruf Y dan Z ditambahkan dalam alphabet Latin untuk mengakomodasi kata yang berasal dari bahasa Yunani.
Tiga huruf tambahan J, U dan W dimasukkan pada abad pertengahan, sehingga jumlah keseluruhan alphabet Latin menjadi 26.
ROMAN SQUARE CAPITALS
Bangsa Romawi dalam masa kejayaannya banyak membuat bangunan arsitektural berupa monument-monumen yang berukirkan huruf-huruf. Ukiran huruf pada sebuah monument memiliki keindahan rupa serta proporsi bentuk yang sangat baik. Garis-garis sederhana yang terdapat pada bangunan Capitalis Monumentalis terdiri dari garis tipis-tebal yang terstruktur dari bentuk geometric seperti kotak, segitiga, dan lngkaran. Huruf-huruf ini dikenal sebagai jenis Square Capitals dan merupakan cikal bakal dari huruf kapital yang digunakan sekarang.
ROMAN SCRIPTS
Salah satu gaya Roman Scripts yang teramat penting adalah Capitalis Quadrata yang banyak digunakan pada abad ke-2 hingga abad ke-5. Huruf ini dibuat dengan pena berujung datar, yang merupakan versi kaligrafi dari Square Capitals. Huruf ini banyak digunakan untuk naskah-naskah penting dan judul buku. Kontras yang kuat antara ketebalan strokes yang satu dengan yang lain merupakan cirri fisik dari huruf-huruf Roman Scripts.
UNCIAL SCRIPT
Runtuhnya kerajaaan Romawi pada abad ke-3 menyebabkan terbelahnya kerajaan Romawi menjadi dua wilayah, bagian timur dengan peradaban Byzantium yang mapan dengan ibukotanya Constantinopel dan bagian barat terpecah menjadi berbagai perkampungan kecil yang peradabannya hampir punah. Pada abad pertengahan ini (Medieval Era), sebagian besar masyarakat hidup dalam kemiskinan, buta huruf, perdagangan lumpuh dan muncul feodalisme.
Walaupun Medieval Era sering disebut sebagai abad kegelapan (The Dark Ages) namun kegiatan perancangan huruf tidaklah
Pengolahan Citra Digital Semester 1
14 | P a g e
terhenti, terutama untuk kepentingan pembuatan buku-buku. Pada masa itu, biara-biara umat Nasrani menjadi pusat kegiatan pendidikandan kebudayaan. Penyelamatan tulisan dan naskah-naskah yang bernuansa keagamaan merupakan sumber inspirasi serta motivasi utama dalam pengadaan dan pengembangan pembuatan buku-buku.
Pada periode ini lahir bentuk dan gaya huruf Uncial Scripts dan Half Uncial Scripts. Kedua huruf ini banyak sekali digunakan oleh gereja-gereja pada abad ke-5 sampai dengan abad ke-9, hingga huruf-huruf ini memiliki citra yang kuat sebagai ‘huruf gereja’. Alasan diciptakan gaya huruf ini karena huruf-huruf Roman sudah terlalu banyak digunakan pada masa-masa sebelumnya. Kata Uncial berasal dari satuan ukuran tinggi (inch) bangsa Romawi yang disebut Uncia.
HALF-UNCIAL SCRIPTS
Half-Uncial Scripts atau juga sering disebut Semi-Uncial Scripts merupakan bentuk asli (prototype) dari huruf kecil, yang tampil hampir bersamaan dengan Uncial Scripts di sekitar abad ke-4. Para penyalin huruf banyak menggunakan huruf ini untuk membuat catatan-catatan pendek yang biasanya dituliskan pada tepi sebuah naskah. Ukuran tinggi Half-Uncial Scripts adalah setengah dari Uncial Scripts dengan memberikan banyak tekanan pada ascender dan descender.
CAROLINGIAN MINUSCULE SCRIPTS
Di sekitar abad ke-7, ketika Charlemagne berkuasa menjadi pemimpin di sentral Eropa, ia banyak menatuh perhatian pada bidang pendidikan dan kesenian. Konon, Charlemagne tidak dapat membaca dan menulis, namun lewat gagasannya dibangun sebuah sekolah di istananya dimana diajarkan cara menyalin dan memproduksi naskah-naskah yang kelak menjadi sumber lahirnya kembali ilmu pengetahuan dan kesenian.
Pada masa itu, para penyalin huruf memiliki kualitas keterampilan yang
sangat buruk. Banyak sekali naskah yang sulit dibaca. Untuk menanggulangi permasalahan ini, Charlemagne mengangkat Alcuin of York, seorang budayawan dari Inggris sebagai penasihatnya untuk menangani pengadaan buku-buku serta pembuatan huruf. Alcuin menciptakan suatu standardisasi untuk desain tata letak serta gaya huruf baru yang kemudian dikenal dengan nama Carolingian Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan pionir dari bentuk huruf kecil kontemporer yang digunakan sekarang. Carolingian Minuscule Scripts memiliki beberapa ligatures, ascender, dan descender serta mudah dibaca walaupun ditulis dalam ukuran huruf yang kecil.
ANGKA ARAB
Bangsa Romawi menulis angka dengan simbol dari huruf capital mereka, seperti I, V, X, L, C, D, dan M. Di sekitar abad ke-7 bangsa Arab mendominasi kepiawaian dalam ilmu matematik. Sebelumnya, titik pokok dari kegiatan matematik berawal dari Mesir ke Yunani kemudian Roma, India, dan akhirnya masuk ke Arab. Baru kemudian di sekitar abad ke-13, angka yang bentuk dasarnya berawal dari alphabet Arab diterapkan ke dalam sistem alphabet Latin.
Fungsi utama dari tipografi
Fungsi utama dari tipografi ialah membuat teks menjadi berguna dan
mudah digunakan. Artinya tipografi berbicara tentang kemudahan membaca
teks (readability) dan kemudahan mengenali setiap huruf dan kata
(legibility).
Readability dipengaruhi oleh :
Jenis huruf
Ukuran
Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, perataan dan sebagainya.
Kontras warna terhadap latar belakang.
Sedangkan legibility ditentukan oleh :
Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
Penggunaan warna
Frekuensi pengamat menemui huruf dalam kehidupan sehari-hari.
Readability dipengaruhi oleh :
Jenis huruf
Ukuran
Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, perataan dan sebagainya.
Kontras warna terhadap latar belakang.
Sedangkan legibility ditentukan oleh :
Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan serif, kontras stroke, dan sebagainya.
Penggunaan warna
Frekuensi pengamat menemui huruf dalam kehidupan sehari-hari.
Kejelasan bentuk huruf dan Keterbacaan
Kejelasan bentuk huruf dan Keterbacaan
Kejelasan bentuk huruf (legibility) adalah
tingkat kemudahan mata mengenali suatu karakter / rupa huruf / tulisan
tanpa harus bersusah payah. Hal ini bisa ditentukan oleh:
- Kerumitan desain huruf, seperti penggunaan siripan, kontras goresan, dan sebagainya.
- Penggunaan warna
- Frekuensi pengamat menemui huruf tersebut dalam kehidupan sehari-hari
Keterbacaan (readability) adalah tingkat kenyamanan / kemudahan suatu susunan huruf saat dibaca, yang dipengaruhi oleh:
- Jenis huruf
- Ukuran
- Pengaturan, termasuk di dalamnya alur, spasi, kerning, perataan, dan sebagainya
- Kontras warna terhadap latar belakang
Pengertian Typography
Pengertian Typography
Anda
pernah mendengar mendengar istilah tipografi atau dalam bahasa inggris
Typography? Jika anda ingin belajar desain grafis wajib mengetahui
istilah ini karena akan sangat membantu anda dalam mengerjakan sebuah
pekerjaan desain. Artikel berikut akan menjelaskan apa itu tipografi
serta hal-hal apa saja yang kira-kira melibatkan tipografi
Sebenarnya
tipografi sendiri merupakan salah satu elemen dari dunia desain grafis
yang unik, dimana tipografi bukan hanya sekedar elemen bacaan, tpi juga
mempunyai unsur seni yang luar biasa.
Baiklah sekarang kita akan membahas tipografi dari arti, dan fungsinya . . .
Tipografi bisa juga dapat dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “Bahasa yang dapat dilihat”.
Tipografi dibagi kedalam 2 macam jenis, yaitu :
“Typography” (Tipografi) merupakan suatu ilmu dalam memilih dan menata huruf dengan pengaturan penyebarannya pada ruang-ruang yang tersedia, untuk menciptakan kesan tertentu, sehingga dapat menolong pembaca untuk mendapatkan kenyamanan membaca semaksimal mungkin.
Seni tipografi, yaitu karya atau desain yang menggunakan pengaturan huruf sebagai elemen utama.
Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.
Peran dari pada tipografi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Terkadang secara tidak sadar, kita selau berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat. Seperti koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang biasa kita kenakan dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya. .
Tipografi (dalam bahasa inggris : Typography) adalah perpaduan antara ilmu seni dan teknik mengatur tulisan, agar maksud serta arti tulisan dapat tersampaikan dengan baik secara visual kepada pembaca. Tipografi tidak hanya terbatas lewat pemilihan jenis huruf, ukuran huruf, dekorasi, kesesuaian dengan tema, tetapi juga meliputi tata letak vertikal atau horizontal tulisan pada sebuah bidang desain. Tipografi juga bisa dikatakan sebagai “visual language” atau dapat berarti “Bahasa yang dapat dilihat”.
Tipografi (typography) menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.
Tipografi Menurut Stanley Marrison “Tipografi dapat didefinisikan sebagai keterampilan mengatur bahan cetak secara baik dengan tujuan tertentu; seperti mengatur tulisan, membagi-bagi ruang/spasi, dan menata/menjaga huruf untuk membantu secara maksimal agar pembaca memahami teks. Typography merupakan cara hemat untuk benar-benar membuat bermanfaat dan hanya secara kebetulan mencapai hasil estetis, oleh karena menikmati pola-pola, jarang sekali menjadi tujuan utama.”
Ilmu tipografi digunakan pada banyak bidang diantaranya desain grafis, desain web, percetakan, majalah, desain produk dll. Tipografi digunakan oleh para desainer untuk berkomunikasi dengan pembacanya secara visual agar maksud dari tulisan lebih mudah dipahami.
Sejarah Perkembangan Tipografi
Sejarah Perkembangan Tipografi
Sejarah
perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan pictograph. Bentuk
bahasa ini antara lain dipergunakan oleh bangsa Viking Norwegia dan
Indian Sioux. Di Mesir berkembang jenis huruf Hieratia, yang terkenal
dengan nama Hieroglif pada sekitar abad 1300 SM. Bentuk tipografi ini
merupakan akar dari bentuk Demotia, yang mulai ditulis dengan
menggunakan pena khusus.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
Puncak perkembangan tipografi, terjadi kurang lebih pada abad 8 SM di Roma saat orang Romawi mulai membentuk kekuasaannya. Karena bangsa Romawi tidak memiliki sistem tulisan sendiri, mereka mempelajari sistem tulisan Etruska yang merupakan penduduk asli Italia serta menyempurnakannya sehingga terbentuk huruf-huruf Romawi.
Saat ini tipografi mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.
Klasifikasi Rupa huruf
Klasifikasi Rupa huruf
Dalam
beberapa literatur tipografi, rupa huruf dapat di golongankan dalam
beberapa klasifikasi, yang berguna untuk mempermudah mengidentifikasi
rupa huruf tersebut. Berdasarkan klasifikasi yang umum dan sering
dipakai, klasifikasi berdasarkan timeline sejarahnya dan fungsinya, rupa huruf digolongkan menjadi:
- Blackletter / Old English / Textura, berdasarkan tulisan tangan (script) yang populer pada abad pertengahan (sekitar abad 17) di Jerman (gaya gothic) danIrlandia (gaya Celtic).
- Humanis / Venetian, berdasarkan tulisan tangan (script) gaya romawi di Italia. Disebut humanis karena goresannya seperti tulisan tangan manusia.
- Old Style, Rupa huruf serif yang sudah berupa metal type, gaya ini sempat mendominasi industri percetakan selama 200 tahun.
- Transitional, Rupa huruf serif, muncul pertama kali sekitar tahun 1692 oleh Philip Grandjean, diberi nama Roman du Roi atau “rupa huruf raja”, karena dibuat atas perintah Raja Louis XIV.
- Modern / Didone, Rupa huruf serif, muncul sekitar akhir abad 17, menjelang zaman Modern.
- Slab serif / Egytian Rupa huruf serif, muncul sekitar abad 19, kadang disebut Egytian karena bentuknya yang mirip dengan gaya seni dan arsitektur Mesir kuno
- Sans-serif / Rupa huruf tanpa kait
- Grotesque Sans-serif, muncul sebelum abad 20.
- Geometris Sans-serif, bentuk rupa hurufnya berdasarkan bentuk-bentuk geometris, seperti lingkaran segi empat dan segitiga.
- Humanis Sans-serif, bentuk rupa hurufnya seperti tulisan tangan manusia.
- Display / dekoratif, muncul sekitar abad 19, untuk menjawab kebutuhan di dunia periklanan. Cirinya adalah ukuranya yang besar.
- Script dan cursive, bentuknya menyerupai handwriting – tulisan tangan manusia. Script, hurufnya kecil-kecil dan saling menyambung, sedangkan Cursive tidak.
klasifikasi yang berdasarkan bentuk rupa hurufnya
lasifikasi yang berdasarkan bentuk rupa hurufnya:
- Roman/Serif pada
awalnya adalah kumpulan huruf kapital seperti yang biasa ditemui di
pilar dan prasasti Romawi, namun kemudian definisinya berkembang menjadi
seluruh huruf yang mempunyai ciri tegak dan didominasi garis lurus
kaku.
pengertian lain adalah:memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin - Egyptian, atau populer dengan sebutan slab serif. Cirinya adalah kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.
- Sans Serif, dengan ciri tanpa sirip/serif, dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.
- Script, merupakan goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.
- Miscellaneous, merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.
anatomi huruf
Istilah lain yang berkaitan dengan anatomi huruf adalah sebagai berikut :
Bowl, kurva parabola tertutup dan terbuka yang menciptakan kesan ruang di dalamnya.
Counter, bagian dalam dari 'Bowl'.
Leg, bagian bawah huruf yang memiliki kesan "menopang" huruf tersebut. Misalkan bagian bawah huruf "L" dan garis diagonal bawah pada huruf "K".
Shoulder, bentuk lengkung yang biasanya merupakan pangkal sebuah leg.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
26 | P a g e
Crossbar, merupakan bagian huruf yang menghubungkan antara stem utama dengan stem lainnya pada sebuah huruf
Axis, merupakan garis tak nampak yang membagi sebuah huruf sehingga bagian atas dan bawah akan membentuk sebuah axis.
Ear, terletak pada bagian atas kanan dari sebuah bowl umumnya ditemukan pada huruf "g",
Tail, biasanya merupakan bagian yang berada di bawah garis decender. Secara umum ditemukan pada huruf "Q" dan ""g, j, p, q, y", namun pada jenis huruf dekoratif, biasanya muncul juga pada huruf "K", "R".
Aperture, biasanya berupa ruang negatif atau jarak dari sisa stroke pada sebuah huruf. Sebagai contoh nampak pada huruf 'n', 'C', 'S'; bagian bawah dari huruf 'e' dan bagian atas dari huruf 'a'.
Link/Neck, sebuah tarikan garis yang biasanya melengkung, yang berfungsi sebagai penghubung antara 'bowl' dan 'loop/lobe' pada bagian bertingkat dari huruf 'g'.
Loop/Lobe, biasanya terdapat pada bagian huruf 'g' yang ada dibawah garis 'baseline' yang terhubung kepada 'bowl'. Biasanya juga terdapat pada huruf 'p', 'b' dan 'l'.
Bowl, kurva parabola tertutup dan terbuka yang menciptakan kesan ruang di dalamnya.
Counter, bagian dalam dari 'Bowl'.
Leg, bagian bawah huruf yang memiliki kesan "menopang" huruf tersebut. Misalkan bagian bawah huruf "L" dan garis diagonal bawah pada huruf "K".
Shoulder, bentuk lengkung yang biasanya merupakan pangkal sebuah leg.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
26 | P a g e
Crossbar, merupakan bagian huruf yang menghubungkan antara stem utama dengan stem lainnya pada sebuah huruf
Axis, merupakan garis tak nampak yang membagi sebuah huruf sehingga bagian atas dan bawah akan membentuk sebuah axis.
Ear, terletak pada bagian atas kanan dari sebuah bowl umumnya ditemukan pada huruf "g",
Tail, biasanya merupakan bagian yang berada di bawah garis decender. Secara umum ditemukan pada huruf "Q" dan ""g, j, p, q, y", namun pada jenis huruf dekoratif, biasanya muncul juga pada huruf "K", "R".
Aperture, biasanya berupa ruang negatif atau jarak dari sisa stroke pada sebuah huruf. Sebagai contoh nampak pada huruf 'n', 'C', 'S'; bagian bawah dari huruf 'e' dan bagian atas dari huruf 'a'.
Link/Neck, sebuah tarikan garis yang biasanya melengkung, yang berfungsi sebagai penghubung antara 'bowl' dan 'loop/lobe' pada bagian bertingkat dari huruf 'g'.
Loop/Lobe, biasanya terdapat pada bagian huruf 'g' yang ada dibawah garis 'baseline' yang terhubung kepada 'bowl'. Biasanya juga terdapat pada huruf 'p', 'b' dan 'l'.
struktur huruf dalam alphabet
Apabila ditinjau dari sudut geometri, maka garis dasar yang
mendominasi struktur huruf dalam alphabet dapat dibagi menjadi 4
kelompok besar, yaitu :
Kelompok garis tegak-datar :
E,F,H,I,L
Kelompok garis tegak-miring :
A,K,M,N,V,W,X,Y,Z
Kelompok garis tegak-lengkung :
B,D,G,J,P,R,U
Kelompok garis lengkung :
C,O,Q,S
Kelompok garis tegak-datar :
E,F,H,I,L
Kelompok garis tegak-miring :
A,K,M,N,V,W,X,Y,Z
Kelompok garis tegak-lengkung :
B,D,G,J,P,R,U
Kelompok garis lengkung :
C,O,Q,S
Huruf dua ruang dasar
Huruf memiliki dua ruang dasar bila ditinjau dalam hukum persepsi
dari teori Gestalt, yaitu figure dan ground. Keberadaan ruang negatife
dari seluruh huruf dapat dipecah menjadi tiga kelompok, yaitu :
Ruang negatif bersudut lengkung
Ruang negatif bersudut persegi-empat
Ruang negatif bersudut persegi-tiga
Ruang negatif bersudut lengkung
Ruang negatif bersudut persegi-empat
Ruang negatif bersudut persegi-tiga
Pengukuran dalam Tipografi
2) Pengukuran dalam Tipografi
Susunan huruf-huruf pada sebuah naskah, buku, majalah dan sebagainya memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut mencakup :
a. Relative Measurement
pengukuran tinggi huruf
panjang baris huruf
b. Spacing Measurement
jarak antara huruf yang satu dengan yang lain (kerning)
jarak antar baris (leading)
jarak antar kata (word spacing/tracking)
Relative Measurement
Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah point (biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca : paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Pengukuran dari lebar per satuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit. Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition teknologi yang digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak yang tajam dan presisi.
Ukuran huruf umumnya berkisar antara 4 sampai dengan 72 point. Di atas 12 point biasanya digunakan untuk display atau judul, sedang di bawah ukuran itu digunakan untuk teks.
Susunan huruf-huruf pada sebuah naskah, buku, majalah dan sebagainya memiliki suatu disiplin dalam pengukuran dan proporsi. Hal tersebut mencakup :
a. Relative Measurement
pengukuran tinggi huruf
panjang baris huruf
b. Spacing Measurement
jarak antara huruf yang satu dengan yang lain (kerning)
jarak antar baris (leading)
jarak antar kata (word spacing/tracking)
Relative Measurement
Tiga dasar sistem pengukuran dalam tipografi adalah point (biasa disingkat dengan pt), pica (dibaca : paika), dan unit. Point digunakan untuk mengukur tinggi huruf, sedangkan pica digunakan untuk mengukur panjang baris.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Pengukuran dari lebar per satuan huruf serta jarak antar huruf dihitung dengan satuan unit. Perhitungan unit hanya digunakan dalam proses yang menggunakan teknologi phototypesetting dan digital composition teknologi yang digunakan untuk pengetikan dan pencetakan huruf agar dapat mendapatkan hasil cetak yang tajam dan presisi.
Ukuran huruf umumnya berkisar antara 4 sampai dengan 72 point. Di atas 12 point biasanya digunakan untuk display atau judul, sedang di bawah ukuran itu digunakan untuk teks.
Spacing Measurement
Spacing Measurement
Istilah spasi sering digunakan dalam pekerjaan pengetikan naskah yang berarti interval antarelemen tipografi yang mencakup jarak antarhuruf (kerning), jarak antarkata (word spacing) dan jarak antarbaris (leading).
JARAK ANTARKATA
Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antarkata adalah penyisipan potongan metal (quad) yang diletakkan di antara huruf yang satu dengan yang lain. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran dari setengah em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10 pt x 10 pt. Untuk memperjelas gambaran tentang teknik tradisional ini, berikut adalah contoh penggunaan dengan satuan em dan en.
Gambar Pengukuran jarak antarkata
JARAK ANTARHURUF
Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan system unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.
Istilah spasi sering digunakan dalam pekerjaan pengetikan naskah yang berarti interval antarelemen tipografi yang mencakup jarak antarhuruf (kerning), jarak antarkata (word spacing) dan jarak antarbaris (leading).
JARAK ANTARKATA
Teknik tradisional yang digunakan untuk pengukuran ruang jarak antarkata adalah penyisipan potongan metal (quad) yang diletakkan di antara huruf yang satu dengan yang lain. Sebuah quad berbentuk persegi empat yang merupakan kotak sebesar ukuran huruf. Quad memiliki satuan yang disebut sebagai em. Ukuran dari setengah em adalah en. Apabila huruf dengan ukuran 10 pt maka em-quad-nya berukuran 10 pt x 10 pt. Untuk memperjelas gambaran tentang teknik tradisional ini, berikut adalah contoh penggunaan dengan satuan em dan en.
Gambar Pengukuran jarak antarkata
JARAK ANTARHURUF
Pengukuran jarak antarhuruf (kerning) dalam phototypesetting dan digital composition dihitung dengan system unit. Sistem ini tidak memiliki acuan pengukuran yang tetap, dalam pengertian bahwa unit memiliki nilai yang berbeda-beda tergantung kepada sistem yang digunakan. Em berupa kotak seukuran besarnya huruf, kemudian bila kotak ini dibagi menjadi beberapa segmen yang sama besar, maka setiap segmen ini disebut sebagai unit. Sebuah huruf ‘U’ dapat memiliki lebar 12 unit, sementara huruf ‘t’ dapat memiliki lebar 6 unit.
Klasifikasi Huruf
Klasifikasi Huruf
Menurut James Craig, jenis huruf dibedakan menjadi :
Roman/Serif
Ciri dari huruf ini memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketitipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Contoh : Times New Roman.
Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hamper sama. Kesan yang ditimbulkan adalah modern, kontemporer, dan efisien. Contoh : Helvetica dan Arial.
Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi dan akrab.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
36 | P a g e
Monospace
Adalah jenis huruf yang mempunyai jarak/lebar yang sama setiap hurufnya. Huruf W dan I akan mempunyai ruang yang sama. Contoh : Courier. Huruf pada mesin ketik adalah juga huruf Monospace.
Dekoratif/Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Cocok dipakai untuk Headline.
Menurut James Craig, jenis huruf dibedakan menjadi :
Roman/Serif
Ciri dari huruf ini memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketitipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin. Contoh : Times New Roman.
Sans Serif
Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hamper sama. Kesan yang ditimbulkan adalah modern, kontemporer, dan efisien. Contoh : Helvetica dan Arial.
Script
Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkan adalah sifat pribadi dan akrab.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
36 | P a g e
Monospace
Adalah jenis huruf yang mempunyai jarak/lebar yang sama setiap hurufnya. Huruf W dan I akan mempunyai ruang yang sama. Contoh : Courier. Huruf pada mesin ketik adalah juga huruf Monospace.
Dekoratif/Miscellaneous
Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental. Cocok dipakai untuk Headline.
klasifikasi huruf latar belakang
Sedangkan klasifikasi huruf berdasarkan latar belakang sejarah
perkembangan tipografi yang diambil dari momentum-momentum penting dalam
perjalanan sejarah penciptaan dan pengembangan bentuk huruf :
Old Style (1617)
Pertemuan stem dan serif : Sudut Lengkung
Ketipis-tebalan stroke : Kontras
Transitional (1757)
Pertemuan stem dan serif : Sudut Lengkung
Ketipis-tebalan stroke : Sedikit Kontras
Modern (1788)
Pertemuan stem dan serif : Sudut siku
Ketipis-tebalan stroke : Ekstrim
Pengolahan Citra Digital Semester 1
37 | P a g e
Egyptian/Slab Serif (1895)
Pertemuan stem dan serif : Sudut Lengkung, umumnya lebar keduanya sama
Ketipis-tebalan stroke : Sedikit Kontras
Contemporary/Sans Serif (1957)
Tidak memiliki serif
Ketipis-tebalan stroke : Umumnya sama besar
Old Style (1617)
Pertemuan stem dan serif : Sudut Lengkung
Ketipis-tebalan stroke : Kontras
Transitional (1757)
Pertemuan stem dan serif : Sudut Lengkung
Ketipis-tebalan stroke : Sedikit Kontras
Modern (1788)
Pertemuan stem dan serif : Sudut siku
Ketipis-tebalan stroke : Ekstrim
Pengolahan Citra Digital Semester 1
37 | P a g e
Egyptian/Slab Serif (1895)
Pertemuan stem dan serif : Sudut Lengkung, umumnya lebar keduanya sama
Ketipis-tebalan stroke : Sedikit Kontras
Contemporary/Sans Serif (1957)
Tidak memiliki serif
Ketipis-tebalan stroke : Umumnya sama besar
Karakteristik Fisik Huruf
Karakteristik Fisik Huruf
Karakteristik huruf merupakan watak atau kekhasan huruf dari A sampai Z. Karakteristik huruf yang berbeda dapat menimbulkan kekontrasan dan efek visual tersendiri. Huruf dapat dikembangkan, berakar pada bentuk dasarnya (regular) tetapi tetap memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu : berat, proporsi, dan kemiringan.
BERAT
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Ditinjau dari beratnya, huruf dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : light, regular dan bold.
Baik light, regular dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya huruf bold banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster maupun media terapan lainnya.
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar stroke dari huruf tersebut.
Tabel. Berat huruf menurut perbandingan tinggi dan lebar stroke KELOMPOK BERAT TINGGI HURUF LEBAR STROKE
Extra-Light
100%
5%
Light
100%
10%
Regular
100%
15%
Semi-Bold
100%
20%
Bold
100%
25%
Extra-Bold
100%
30%
Pengolahan Citra Digital Semester 1
PROPORSI
Proporsi merupakan perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar huruf itu sendiri.Ditinjau dari proporsi, huruf dibagi menjadi : condensed, regular, dan extended.
Huruf condensed dapat terakomodasi lebih banyak dalam sebuah bidang atau ruang. Tetapi bila dicetak untuk keperluan naskah dalam jumlah yang panjang akan dapat melelahkan mata. Huruf-huruf condensed dan extended biasanya lebih tepat diterapkan untuk teks yang pendek, seperti untuk headline ataupun sub-judul (subhead). Berikut ini adalah tabel proporsi yang ideal antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar huruf.
Tabel. Proporsi huruf menurut perbandingan tinggi dan lebar huruf.
KEMIRINGAN
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta sebagai headline atau sub-head. Huruf italic dirancang dengan sudut kemiringan tertentu untuk mencapai toleransi
Pengolahan Citra Digital Semester 1
terhadap kenyamanan mata dalam membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 120.
SET CHARACTERS
Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari huruf besar yang disebut upper case/capitals/cap, dan huruf kecil yang disebut lower case. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak yang ditemukan oleh Johan Gutenberg. Pada masa itu cetakan huruf yang berupa potongan-potongan blok metal disimpan dalam sebuah kotak yang disebut typecase. Huruf besar disimpan dalam kotak atas (upper case), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah (lower case).
Kelengkapan character dalam sebuah alfaber (set characters) memiliki upper case sejumlah 26 dan lower case dalam jumlah yang sama. Satu set characters terdiri dari lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai expert set characters.
Berikut adalah jenis-jenis character tambahan selain upper case dan lower case
Karakteristik huruf merupakan watak atau kekhasan huruf dari A sampai Z. Karakteristik huruf yang berbeda dapat menimbulkan kekontrasan dan efek visual tersendiri. Huruf dapat dikembangkan, berakar pada bentuk dasarnya (regular) tetapi tetap memiliki kesinambungan bentuk. Perbedaan tampilan yang pokok dalam huruf dibagi menjadi tiga bentuk pengembangan, yaitu : berat, proporsi, dan kemiringan.
BERAT
Perubahan berat dari struktur bentuk dasar huruf terletak pada perbandingan antara tinggi dari huruf yang tercetak dengan lebar stroke. Ditinjau dari beratnya, huruf dikelompokkan menjadi tiga, yaitu : light, regular dan bold.
Baik light, regular dan bold memiliki kesamaan ciri fisik, namun dengan perbedaan berat dapat memberikan dampak visual yang berbeda. Contoh, huruf bold karena ketebalannya memiliki potensi yang kuat dalam menarik perhatian mata. Biasanya huruf bold banyak sekali digunakan untuk judul (headline) sebuah naskah, baik untuk iklan, poster maupun media terapan lainnya.
Berikut ini adalah tabel perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar stroke dari huruf tersebut.
Tabel. Berat huruf menurut perbandingan tinggi dan lebar stroke KELOMPOK BERAT TINGGI HURUF LEBAR STROKE
Extra-Light
100%
5%
Light
100%
10%
Regular
100%
15%
Semi-Bold
100%
20%
Bold
100%
25%
Extra-Bold
100%
30%
Pengolahan Citra Digital Semester 1
PROPORSI
Proporsi merupakan perbandingan antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar huruf itu sendiri.Ditinjau dari proporsi, huruf dibagi menjadi : condensed, regular, dan extended.
Huruf condensed dapat terakomodasi lebih banyak dalam sebuah bidang atau ruang. Tetapi bila dicetak untuk keperluan naskah dalam jumlah yang panjang akan dapat melelahkan mata. Huruf-huruf condensed dan extended biasanya lebih tepat diterapkan untuk teks yang pendek, seperti untuk headline ataupun sub-judul (subhead). Berikut ini adalah tabel proporsi yang ideal antara tinggi huruf yang tercetak dengan lebar huruf.
Tabel. Proporsi huruf menurut perbandingan tinggi dan lebar huruf.
KEMIRINGAN
Huruf yang tercetak miring dalam terminologi tipografi disebut italic. Huruf italic biasanya digunakan untuk memberikan penekanan pada sebuah kata. Di samping itu, huruf-huruf ini juga dipakai untuk menunjukkan istilah atau kata yang berasal dari bahasa asing. Umumnya, huruf italic digunakan untuk teks dalam jumlah yang tidak terlalu panjang, seperti untuk keterangan gambar (caption), highlight dari naskah (copy blurb) serta sebagai headline atau sub-head. Huruf italic dirancang dengan sudut kemiringan tertentu untuk mencapai toleransi
Pengolahan Citra Digital Semester 1
terhadap kenyamanan mata dalam membacanya. Sudut kemiringan yang terbaik adalah 120.
SET CHARACTERS
Setiap alfabet memiliki berbagai character yang terdiri dari huruf besar yang disebut upper case/capitals/cap, dan huruf kecil yang disebut lower case. Istilah ini berasal dari subsistem teknologi mesin cetak yang ditemukan oleh Johan Gutenberg. Pada masa itu cetakan huruf yang berupa potongan-potongan blok metal disimpan dalam sebuah kotak yang disebut typecase. Huruf besar disimpan dalam kotak atas (upper case), sedangkan huruf kecil diletakkan pada bagian bawah (lower case).
Kelengkapan character dalam sebuah alfaber (set characters) memiliki upper case sejumlah 26 dan lower case dalam jumlah yang sama. Satu set characters terdiri dari lebih 200 jenis character. Penambahan character seperti ligatures disebut sebagai expert set characters.
Berikut adalah jenis-jenis character tambahan selain upper case dan lower case
jenis jenis klasifikasi huruf
Ligatures
Dua buah character atau lebih yang digabungkan menjadi kesatuan
Modern Figures
Angka-angka yang memiliki ketinggian sama dengan upper case. Modern figures sering juga disebut sebagai lining figures.
Old Style Figures
Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan meanline dari lower case.
Foreign Accents
Character yang melengkapi sebuah set characters dalam sebuah bahasa tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf-huruf tertentu yang terdapat dalam bahasa Jerman atau Perancis.
Small Caps
Upper case yang memiliki tinggi yang sama dengan lower case (x-height).
Fractions
Angka-angka pecahan
Punctuation Marks
Tanda-tanda baca.
Dua buah character atau lebih yang digabungkan menjadi kesatuan
Modern Figures
Angka-angka yang memiliki ketinggian sama dengan upper case. Modern figures sering juga disebut sebagai lining figures.
Old Style Figures
Angka-angka yang memiliki ketinggian yang sama dengan meanline dari lower case.
Foreign Accents
Character yang melengkapi sebuah set characters dalam sebuah bahasa tertentu, seperti beberapa tanda baca atau huruf-huruf tertentu yang terdapat dalam bahasa Jerman atau Perancis.
Small Caps
Upper case yang memiliki tinggi yang sama dengan lower case (x-height).
Fractions
Angka-angka pecahan
Punctuation Marks
Tanda-tanda baca.
kekontrasan
kombinasi yang dapat menyebabkan kekontrasan adalah :
1. Tebal-tipisnya huruf, menyangkut berat dan ringannya, tebal dan tipis, serta kesan kuat-lemahnya huruf.
2. Besar-kecilnya huruf, terletak pada besar kecil skala perbandingan ukuran dengan satu tipe keluarga huruf.
3. Keras-lembutnya huruf, kekontrasan pada sensasi karena perbedaan tipe huruf.
4. Lebar-sempitnya huruf, kekontrasan adalah ukuran horisontal huruf, jauh dekat, sempit ke lebar dan tinggi ke luas.
5. Tegak-miringnya huruf, kekontrasan tetap dinamis, tegak lurus ke kaku dan berhenti menuju ke sesuatu.
6. Padat konturnya huruf, kekontrasan berkait dengan penuh dan kosong, posisitf dan negatif, hitam ke putih, hidup dan mati
7. Padat bergeraknya huruf, menyangkut kekontrasan antara penuh dengan bagian-bagian, lengkap dan tidak lengkap, tenang dan kacau.
1. Tebal-tipisnya huruf, menyangkut berat dan ringannya, tebal dan tipis, serta kesan kuat-lemahnya huruf.
2. Besar-kecilnya huruf, terletak pada besar kecil skala perbandingan ukuran dengan satu tipe keluarga huruf.
3. Keras-lembutnya huruf, kekontrasan pada sensasi karena perbedaan tipe huruf.
4. Lebar-sempitnya huruf, kekontrasan adalah ukuran horisontal huruf, jauh dekat, sempit ke lebar dan tinggi ke luas.
5. Tegak-miringnya huruf, kekontrasan tetap dinamis, tegak lurus ke kaku dan berhenti menuju ke sesuatu.
6. Padat konturnya huruf, kekontrasan berkait dengan penuh dan kosong, posisitf dan negatif, hitam ke putih, hidup dan mati
7. Padat bergeraknya huruf, menyangkut kekontrasan antara penuh dengan bagian-bagian, lengkap dan tidak lengkap, tenang dan kacau.
Rabu, 28 September 2016
Penggunaan Huruf
Pedoman Penggunaan Huruf
Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.
Huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa memperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya.
Tipografi merupakan representasi visual dari sebuah bentuk komunikasi verbal dan merupakan properti visual yang pokok dan efektif. Lewat kandungan nilai fungsional dan nilai estetikanya, huruf memiliki potensi untuk menerjemahkan atmosfir-atmosfir yang tersirat dalam sebuah komunikasi verbal yang dituangkan melalui abstraksi bentuk-bentuk visual.
Huruf memiliki energi yang dapat mengaktifkan gerak mata. Energi ini dapat dimanfaatkan secara positif apabila dalam penggunaannya senantiasa memperhatikan kaidah-kaidah estetika, kenyamanan keterbacaannya, serta interaksi huruf terhadap ruang dan elemen-elemen visual di sekitarnya.
LEGIBILITY HURUF
LEGIBILITY
Legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atas naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk fisik huruf, ukuran, serta penataan dalam sebuah naskah.
Gambar berikut salah satu contoh dari pengujian terhadap legibility sebuah huruf.
Mata dapat mengenal bentuk huruf walaupun hanya setengah bagian ke atas dari fisik huruf yang tampil. Huruf serif lebih memiliki karakter pada setengah bagian ke atas dibandingkan dengan sans serif, oleh karena itu huruf serif lebih mudah dibaca. Dari fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang saru dengan yang lain.Huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak.
Naskah yang dicetak dengan huruf besar kecil (upper-lower case) akan lebih nyaman dibaca. Bila dibandingkan dengan fisik upper case, bentuk lower case lebih mudah dibedakan antara huruf yang satu dan yang lain. Naskah yang keseluruhannya dicetak sengan huruf besar (all caps) terasa akan lebih cepat melelahkan mata.e
Legibility memiliki pengertian sebagai kualitas huruf atas naskah dalam tingkat kemudahannya untuk dibaca. Tingkat keterbacaan ini tergantung kepada tampilan bentuk fisik huruf, ukuran, serta penataan dalam sebuah naskah.
Gambar berikut salah satu contoh dari pengujian terhadap legibility sebuah huruf.
Mata dapat mengenal bentuk huruf walaupun hanya setengah bagian ke atas dari fisik huruf yang tampil. Huruf serif lebih memiliki karakter pada setengah bagian ke atas dibandingkan dengan sans serif, oleh karena itu huruf serif lebih mudah dibaca. Dari fungsinya, serif bertindak sebagai pengait yang secara maya dapat menjembatani ruang antara huruf yang saru dengan yang lain.Huruf serif dapat menyebabkan kerja mata menjadi lebih ringan pada saat membaca naskah dengan jumlah kata yang banyak.
Naskah yang dicetak dengan huruf besar kecil (upper-lower case) akan lebih nyaman dibaca. Bila dibandingkan dengan fisik upper case, bentuk lower case lebih mudah dibedakan antara huruf yang satu dan yang lain. Naskah yang keseluruhannya dicetak sengan huruf besar (all caps) terasa akan lebih cepat melelahkan mata.e
permasalahan tipografi
Bila ditinjau dari grand desain tipografi, pendekatan terhadap permasalahan tipografi dibedakan menjadi dua kelompok :
Tipografi mikro
Menyangkut tampilan visual rancangan huruf secara mendasar, seperti desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visual yang terdiri dari perhitungan huruf, leading, dan kerning.
Tipografi makro
Menyangkut kepada pengintegrasian permasalahan strategi kreatif mulai dari konsep desain, filosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasara
Tipografi mikro
Menyangkut tampilan visual rancangan huruf secara mendasar, seperti desain tata letak serta eksekusi-eksekusi visual yang terdiri dari perhitungan huruf, leading, dan kerning.
Tipografi makro
Menyangkut kepada pengintegrasian permasalahan strategi kreatif mulai dari konsep desain, filosofi, kaitan huruf dengan sejarah, sasara
Pemilihan Huruf
Pemilihan Huruf
Perwajahan huruf adalah sebuah konsep yang abstrak seperti halnya musik. Dengan mendengarkan sebuah lagu kita dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfir-atmosfir yang terdapat di dalamnya, seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tenteram, ataupun romantic. Interpretasi tersebut adalah sebuah bentuk asosiasi terhadap suatu realita yang didapat dari berbagai macam referensi serta rekaman beragam pengalaman.
Di bawah ini adalah contoh penggunaan jenis huruf yang kurang tepat.
Tampilan fisik dari jenis-jenis huruf di bawah ini saling berbeda dan masing-masing bentuk huruf memiliki potensi dalam merefleksikan sebuah kesan.
Perwajahan huruf adalah sebuah konsep yang abstrak seperti halnya musik. Dengan mendengarkan sebuah lagu kita dapat merangkum karakteristik, kesan, suasana hati, ataupun atmosfir-atmosfir yang terdapat di dalamnya, seperti perasaan gembira, sedih, optimis, tenteram, ataupun romantic. Interpretasi tersebut adalah sebuah bentuk asosiasi terhadap suatu realita yang didapat dari berbagai macam referensi serta rekaman beragam pengalaman.
Di bawah ini adalah contoh penggunaan jenis huruf yang kurang tepat.
Tampilan fisik dari jenis-jenis huruf di bawah ini saling berbeda dan masing-masing bentuk huruf memiliki potensi dalam merefleksikan sebuah kesan.
rancangan grafis
Beberapa contoh berikut adalah berbagai hasil rancangan grafis yang
dapat mewakili konsep serta latar belakang dari pemilihan dan
pemanfaatan huruf sebagai perangkat komunikasi visual yang memiliki
nilai fungsional dan estetik. Dari contoh-contoh tersebut dapat dilihat
bagaimana memilih huruf secara baik dan tepat sehingga rancangan yang
dihasilkan dapat merepresentasikan pesan ataupun karakteristik yang akan
diangkat.
Karya seni yang menggunakan huruf sebagai medium ekspresi. Sebuah karya dari Jenny Holzer (1985-1986) seorang feminis serta seniman conceptual art dari Amerika. Karya-karya seni kontemporer dari Henny Holzer memiliki kekuatan yang berbasis pada kata-kata yang diciptakan guna mengekspresikan nilai-nilai kebenaran.
Spread (halaman bentangan) dari majalah musik ternama di Amerika, Rolling Stone, yang mengangkat sebuah artikel tentang kelompok musik Metallica yang beraliran heavy metal. Pemilihan jenis huruf yang berkesan kokoh dan keras pada display type ditujukan untuk lebih memberikan ‘visual voice’ terhadap isi artikel serta menciptakan korelasi terhadap karakter visual dari fotografi yang ditampilkan dalam halaman pembuka dari artikel tersebut.
Sebuah trend dalam tipografi lahir karena terkonfrontasi oleh kebutuhan jaman. Sebelum menggunakan jenis-jenis huruf yang dianggap trendy sebaiknya dilakukan investigasi terlebih dahulu terhadap trend yang sedang berlangsung.
Jenis-jenis huruf sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan dari rancangan. Untuk mengangkat citra up-to-date tidak harus menggunakan jenis-jenis huruf yang dianggap trendy, huruf-huruf mainstream seperti Garamond, Bodoni, ataupun Helvetica yang memiliki long life span, masih banyak digunakan dalam desain grafis masa kini.
Sebuah rancangan tipografi yang isi pesannya memiliki korelasi dengan periode waktu tertentu sebaiknya memunculkan fenomena-fenomena yang hadir pada jaman tersebut dengan menampilkan karakteristik huruf yang menjadi perwakilan visual dari sebuah masa.
Di bawah ini adalah contoh pemilihan huruf dalam desain grafis.
Gambar. Desain Grafik Communications Ltd. New York, USA, tahun pembuatan 1983.
Gambar. Huruf untuk majalah House & Garden yang diterbitkan di Amerika diciptakan khusus oleh Jonathan Hoefler. Huruf dengan sentuhan old style ini memberikan citra elegan, bersih, dan teratur yang merepresentasikan selera estetika dari sebuah majalah yang memfokuskan kepada penataan rumah dan taman.
Karya seni yang menggunakan huruf sebagai medium ekspresi. Sebuah karya dari Jenny Holzer (1985-1986) seorang feminis serta seniman conceptual art dari Amerika. Karya-karya seni kontemporer dari Henny Holzer memiliki kekuatan yang berbasis pada kata-kata yang diciptakan guna mengekspresikan nilai-nilai kebenaran.
Spread (halaman bentangan) dari majalah musik ternama di Amerika, Rolling Stone, yang mengangkat sebuah artikel tentang kelompok musik Metallica yang beraliran heavy metal. Pemilihan jenis huruf yang berkesan kokoh dan keras pada display type ditujukan untuk lebih memberikan ‘visual voice’ terhadap isi artikel serta menciptakan korelasi terhadap karakter visual dari fotografi yang ditampilkan dalam halaman pembuka dari artikel tersebut.
Sebuah trend dalam tipografi lahir karena terkonfrontasi oleh kebutuhan jaman. Sebelum menggunakan jenis-jenis huruf yang dianggap trendy sebaiknya dilakukan investigasi terlebih dahulu terhadap trend yang sedang berlangsung.
Jenis-jenis huruf sebaiknya digunakan sesuai dengan kebutuhan dari rancangan. Untuk mengangkat citra up-to-date tidak harus menggunakan jenis-jenis huruf yang dianggap trendy, huruf-huruf mainstream seperti Garamond, Bodoni, ataupun Helvetica yang memiliki long life span, masih banyak digunakan dalam desain grafis masa kini.
Sebuah rancangan tipografi yang isi pesannya memiliki korelasi dengan periode waktu tertentu sebaiknya memunculkan fenomena-fenomena yang hadir pada jaman tersebut dengan menampilkan karakteristik huruf yang menjadi perwakilan visual dari sebuah masa.
Di bawah ini adalah contoh pemilihan huruf dalam desain grafis.
Gambar. Desain Grafik Communications Ltd. New York, USA, tahun pembuatan 1983.
Gambar. Huruf untuk majalah House & Garden yang diterbitkan di Amerika diciptakan khusus oleh Jonathan Hoefler. Huruf dengan sentuhan old style ini memberikan citra elegan, bersih, dan teratur yang merepresentasikan selera estetika dari sebuah majalah yang memfokuskan kepada penataan rumah dan taman.
Prinsip-prinsip desain
Prinsip-prinsip desain menurut Stephen McElroy adalah :
1. Keseimbangan, artinya halaman harus tampil seimbang dan harmonis.
2. Penekanan, memberi pengertian bahwa tidak semua unsur grafis adalah sama pentingnya dan perhatian pembaca harus difokuskan pada titik fokus.
3. Irama, artinya pola yang diciptakan dengan mengulangi dan membuat variasi dari unsur grafis yang ada dan menggunakan ruangan diantaranya untuk memberikan kesan gerak.
4. Kesatuan, mengandung pengertian semua bagian dari unsur grafis bersatu pada dan serasi sehingga pembaca memahaminya sebagai suatu kesatuan.
Sedangkan menurut Atisah Sipahelut (1991), lima prinsip desain yaitu :
1. Kesederhanaan, artinya apa yang disajikan adalah apa yang paling penting atau prinsipil sehingga tidak tidak terkesan berlebih.
2. Keselarasan, artinya ada kesesuaian antara bagian yang satu dengan lainnya.
3. Irama, mengandung arti adanya keselarasan yang baik dan dapat menimbulkan kesan gerak gemulai dari bagian unsur yang satu kepada unsur yang lain dalam suatu susunan komposisi.
4. Kesatupaduan, artinya karya dapat menghasilkan sebuah karya yang padu.
5. Keseimbangan, merupakan prinsip penting sebagai sentuhan akhir (finishing touch) yang memerlukan kepekaan perasaan dalam pembuatan komposisi.
Prinsip-prinsip desain menurut Artini adalah :
1. Keseimbangan, merupakan prinsip mendasar dari komposisi yang mudah diidentifikasi dan terlihat jelas. Keseimbangan memberikan kesan keteraturan.
Berbagai cara untuk mendapatkan keseimbangan :
a. Keseimbangan Simetris : objek-objek yang disusun di sebelah kiri dan sebelah kanan sumbu sama dalam bentuk, ukuran, bangun, dan letaknya.
b. Keseimbangan Asimetris : diperoleh jika bentuk, bangun, garis, ukuran, volume diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengikuti aturan keseimbangan simetris. Keseimbangan asimetris banyak dipergunakan untuk desain modern atau kontemporer.e
c. Keseimbangan horizontal : keseimbangan yang diperoleh dengan menjaga keseimbangan antara bagian bawah dan bagian atas.
2. Keserasian
Suatu usaha untuk menyusun berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen-elemen lain dalam satu komposisi yang utuh agar nikmat dipandang. Serasi atau harmoni bisa dicapai dengan kesamaan arah, kesamaan bentuk dan bangun meskipun berbeda ukuran ataupun dengan tekstur yang bersifat sama. Keserasian bisa dicapai dengan berbagai variasi agar tidak membosankan.
3. Proporsi
Adalah perbandingan antara satu bagian objek dengan objek lain atau dengan keseluruhannya. Proporsi berbeda dengan skala. Proporsi sangat terkait dengan objek lain yang telah diketahui sebelumnya. Misalnya ukuran gambar yang serasi untuk newsletter jelas kurang proporsional untuk baliho.
4. Skala
Merupakan ukuran relatif dari suatu objek yang akan terlihat setelah dibandingkan dengan objek lainnya. Penggunaan skala dapat menciptakan keserasian dan kesatuan objek dalam desain. Skala biasanya dinyatakan dengan ukuran panjang dan lebar. Elemen-elemen yang digunakan memiliki hubungan dalam skala secara konsisten. Penerapan skala dengan peralatan komputer lebih mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan garis bantu (grid). Objek maupun badan manusia dapat juga digunakan untuk skala, misalnya kaki, depa, hasta, dan lain-lain.
5. Irama atau Ritme
Terkait dengan kesan gerak yang ditimbulkan oleh pengulangan elemen. Di dalam pengulangannya desainer dapat memberikan akses atau penekanan tertentu. Ritme yang baik dapat memberikan kesan gerakan yang lembut dan berkesinambungan. Irama mampu mengarahkan perhatian dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Irama dapat sederhana, namun dapat juga sangat kompleks.
Kesatuan
Keseimbangan
Proporsi
Irama
Dominasi
1. Keseimbangan, artinya halaman harus tampil seimbang dan harmonis.
2. Penekanan, memberi pengertian bahwa tidak semua unsur grafis adalah sama pentingnya dan perhatian pembaca harus difokuskan pada titik fokus.
3. Irama, artinya pola yang diciptakan dengan mengulangi dan membuat variasi dari unsur grafis yang ada dan menggunakan ruangan diantaranya untuk memberikan kesan gerak.
4. Kesatuan, mengandung pengertian semua bagian dari unsur grafis bersatu pada dan serasi sehingga pembaca memahaminya sebagai suatu kesatuan.
Sedangkan menurut Atisah Sipahelut (1991), lima prinsip desain yaitu :
1. Kesederhanaan, artinya apa yang disajikan adalah apa yang paling penting atau prinsipil sehingga tidak tidak terkesan berlebih.
2. Keselarasan, artinya ada kesesuaian antara bagian yang satu dengan lainnya.
3. Irama, mengandung arti adanya keselarasan yang baik dan dapat menimbulkan kesan gerak gemulai dari bagian unsur yang satu kepada unsur yang lain dalam suatu susunan komposisi.
4. Kesatupaduan, artinya karya dapat menghasilkan sebuah karya yang padu.
5. Keseimbangan, merupakan prinsip penting sebagai sentuhan akhir (finishing touch) yang memerlukan kepekaan perasaan dalam pembuatan komposisi.
Prinsip-prinsip desain menurut Artini adalah :
1. Keseimbangan, merupakan prinsip mendasar dari komposisi yang mudah diidentifikasi dan terlihat jelas. Keseimbangan memberikan kesan keteraturan.
Berbagai cara untuk mendapatkan keseimbangan :
a. Keseimbangan Simetris : objek-objek yang disusun di sebelah kiri dan sebelah kanan sumbu sama dalam bentuk, ukuran, bangun, dan letaknya.
b. Keseimbangan Asimetris : diperoleh jika bentuk, bangun, garis, ukuran, volume diletakkan sedemikian rupa sehingga tidak mengikuti aturan keseimbangan simetris. Keseimbangan asimetris banyak dipergunakan untuk desain modern atau kontemporer.e
c. Keseimbangan horizontal : keseimbangan yang diperoleh dengan menjaga keseimbangan antara bagian bawah dan bagian atas.
2. Keserasian
Suatu usaha untuk menyusun berbagai macam bentuk, bangun, warna, tekstur, dan elemen-elemen lain dalam satu komposisi yang utuh agar nikmat dipandang. Serasi atau harmoni bisa dicapai dengan kesamaan arah, kesamaan bentuk dan bangun meskipun berbeda ukuran ataupun dengan tekstur yang bersifat sama. Keserasian bisa dicapai dengan berbagai variasi agar tidak membosankan.
3. Proporsi
Adalah perbandingan antara satu bagian objek dengan objek lain atau dengan keseluruhannya. Proporsi berbeda dengan skala. Proporsi sangat terkait dengan objek lain yang telah diketahui sebelumnya. Misalnya ukuran gambar yang serasi untuk newsletter jelas kurang proporsional untuk baliho.
4. Skala
Merupakan ukuran relatif dari suatu objek yang akan terlihat setelah dibandingkan dengan objek lainnya. Penggunaan skala dapat menciptakan keserasian dan kesatuan objek dalam desain. Skala biasanya dinyatakan dengan ukuran panjang dan lebar. Elemen-elemen yang digunakan memiliki hubungan dalam skala secara konsisten. Penerapan skala dengan peralatan komputer lebih mudah dilakukan, yaitu dengan memberikan garis bantu (grid). Objek maupun badan manusia dapat juga digunakan untuk skala, misalnya kaki, depa, hasta, dan lain-lain.
5. Irama atau Ritme
Terkait dengan kesan gerak yang ditimbulkan oleh pengulangan elemen. Di dalam pengulangannya desainer dapat memberikan akses atau penekanan tertentu. Ritme yang baik dapat memberikan kesan gerakan yang lembut dan berkesinambungan. Irama mampu mengarahkan perhatian dari bagian yang satu ke bagian yang lain. Irama dapat sederhana, namun dapat juga sangat kompleks.
Kesatuan
Keseimbangan
Proporsi
Irama
Dominasi
WARNA ELEMENT GRAFIS
WARNA
Warna bisa mewakili emosi dari karya tersebut sehingga pesan dari karya
tersebut bisa lebih mudah diterima oleh audience. Warna juga dapat digunakan
untuk menyorot elemen penting dan utama seperti subheads, member sinyal di
mana pembaca untuk melihat terlebih dahulu dan memprovokasi emosi.
Gambar panjang gelombang cahaya.
Warna ditimbulkan oleh perbedaan kualitas cahaya yang direfleksikan atau
dipancarkan oleh obyek. Pada saat kita melihat warna, sebenarnya kita melihat
gelombang cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek yang kita lihat.
(Wartmann, 2004).
Sama seperti bentuk, warna memberikan kesan pesan yang lebih sangat
mendalam. Warna merah misalnya mengesankan semangat, kegairahan, dan
panas api. Atau warna ungu mengesankan kepucatan, layu dan tidak semangat.
Kombinasi antar warna memberikan kesan visual yang bervariasi yang tentu saja
berdampak pada kerja desain grafis. Seperti jelas pakar desain grafis David
Dabner dalam Design and Layout: Understanding and Using Graphics, warna
yang dipilih menimbulkan efek yang luar biasa pada kesan desain dan cara
orang meresponnya (feedback). Sedangkan sebuah obyek terlihat bersinar
karena memantulkan cahaya ke mata. Obyek akan terlihat transparan karena
cahaya menembus permukaannya, menyentuh obyek di belakangnya dan
Obyek yang terlihat karena cahaya :
Gambar yang memberi kesan yang dihasilkan warna :
Warna bisa mewakili emosi dari karya tersebut sehingga pesan dari karya
tersebut bisa lebih mudah diterima oleh audience. Warna juga dapat digunakan
untuk menyorot elemen penting dan utama seperti subheads, member sinyal di
mana pembaca untuk melihat terlebih dahulu dan memprovokasi emosi.
Gambar panjang gelombang cahaya.
Warna ditimbulkan oleh perbedaan kualitas cahaya yang direfleksikan atau
dipancarkan oleh obyek. Pada saat kita melihat warna, sebenarnya kita melihat
gelombang cahaya yang dipantulkan atau dipancarkan oleh obyek yang kita lihat.
(Wartmann, 2004).
Sama seperti bentuk, warna memberikan kesan pesan yang lebih sangat
mendalam. Warna merah misalnya mengesankan semangat, kegairahan, dan
panas api. Atau warna ungu mengesankan kepucatan, layu dan tidak semangat.
Kombinasi antar warna memberikan kesan visual yang bervariasi yang tentu saja
berdampak pada kerja desain grafis. Seperti jelas pakar desain grafis David
Dabner dalam Design and Layout: Understanding and Using Graphics, warna
yang dipilih menimbulkan efek yang luar biasa pada kesan desain dan cara
orang meresponnya (feedback). Sedangkan sebuah obyek terlihat bersinar
karena memantulkan cahaya ke mata. Obyek akan terlihat transparan karena
cahaya menembus permukaannya, menyentuh obyek di belakangnya dan
Obyek yang terlihat karena cahaya :
Gambar yang memberi kesan yang dihasilkan warna :
TEKSTUR ELEMENT GRAFIS
TEKSTUR
Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan (material),
yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa,
baik dalam bentuk nyata ataupun semu. Misalnya kesan tekstur kayu, bulu atau
gelas.
Sedang menurut Kusminati tekstur adalah sifat dan kualitas fisik permukaan
suatu benda (material), seperti kusam, mengkilap, kasar, halus yang
diaplikasikan dalam desain.
Tekstur dapat digunakan untuk:
Memberikan publikasi cetak, presentasi, atau halaman web yang mood
atau kepribadian
Bermain-main mata
Memprovokasi emosi
Membuat rasa kekayaan dan mendalam
Gambar di bawah menunjukkan tekstur yang kasar pada bentuk hati. Kesan
tekstur demikian dibentuk oleh pola susun acak warna merah muda bersama
dengan warna putih.
Sedang tekstur mengkilap yang dibentuk dari beberapa bentuk persegi panjang
dengan pola warna teratur ungu muda dan putih terlihat pada gambar berikut ini.
RUANG atau SPACE
Ruang adalah jarak antara atau daerah atau sekitar sesuatu. Memisahkan ruang
atau unifies, highlight, dan memberikan mata visual istirahat.
Ruang dapat digunakan untuk:
Memberikan mata visual istirahat
Membuat hubungan antara unsur-unsur
Sorot salah satu elemen
Menaruh banyak spasi sekitar yang penting untuk memanggil perhatian
kepadanya
Membuat layout mudah untuk mengikuti
Membuat tipe dibaca mungkin
Tekstur adalah unsur rupa yang menunjukkan rasa permukaan bahan (material),
yang sengaja dibuat dan dihadirkan dalam susunan untuk mencapai bentuk rupa,
baik dalam bentuk nyata ataupun semu. Misalnya kesan tekstur kayu, bulu atau
gelas.
Sedang menurut Kusminati tekstur adalah sifat dan kualitas fisik permukaan
suatu benda (material), seperti kusam, mengkilap, kasar, halus yang
diaplikasikan dalam desain.
Tekstur dapat digunakan untuk:
Memberikan publikasi cetak, presentasi, atau halaman web yang mood
atau kepribadian
Bermain-main mata
Memprovokasi emosi
Membuat rasa kekayaan dan mendalam
Gambar di bawah menunjukkan tekstur yang kasar pada bentuk hati. Kesan
tekstur demikian dibentuk oleh pola susun acak warna merah muda bersama
dengan warna putih.
Sedang tekstur mengkilap yang dibentuk dari beberapa bentuk persegi panjang
dengan pola warna teratur ungu muda dan putih terlihat pada gambar berikut ini.
RUANG atau SPACE
Ruang adalah jarak antara atau daerah atau sekitar sesuatu. Memisahkan ruang
atau unifies, highlight, dan memberikan mata visual istirahat.
Ruang dapat digunakan untuk:
Memberikan mata visual istirahat
Membuat hubungan antara unsur-unsur
Sorot salah satu elemen
Menaruh banyak spasi sekitar yang penting untuk memanggil perhatian
kepadanya
Membuat layout mudah untuk mengikuti
Membuat tipe dibaca mungkin
BENTUK ELEMENT GRAFIS
BENTUK
Bentuk atau shape adalah suatu bidang yang memiliki tinggi dan lebar, terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur. Bentuk bisa berupa wujud alam (seperti binatang, tanaman dan manusia), dan tidak berwujud alam/abstrak (seperti ikon, grafik, ilustrasi). Bentuk benda berisi garis-garis di dalamnya. Sebuah benda terdiri dari fill dan stroke/garis tepi.Garis lurus dan lengkung dapat menyusun suatu bentuk, misalnya menyusun tiga garis miring yang bertemu pada setiap ujungnya akan membentuk sebuah bangun segitiga. Bentuk lengkung yang disusun mengelilingi titik pusat 3600 akan membentuk sebuah lingkaran. Bentuk-bentuk yang dihasilkan merupakan bentuk dasar yang sering digunakan untuk desain, bisa dua dimensi maupun tiga dimensi. Dua dimensi misalnya persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, polygon, dan sebagainya. Tiga dimensi seperti kerucut, kubus, silinder, prisma, bola, piramid dan lainnya
Bentuk atau shape adalah suatu bidang yang memiliki tinggi dan lebar, terjadi karena dibatasi oleh sebuah kontur (garis) dan atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau oleh gelap terang pada arsiran atau karena adanya tekstur. Bentuk bisa berupa wujud alam (seperti binatang, tanaman dan manusia), dan tidak berwujud alam/abstrak (seperti ikon, grafik, ilustrasi). Bentuk benda berisi garis-garis di dalamnya. Sebuah benda terdiri dari fill dan stroke/garis tepi.Garis lurus dan lengkung dapat menyusun suatu bentuk, misalnya menyusun tiga garis miring yang bertemu pada setiap ujungnya akan membentuk sebuah bangun segitiga. Bentuk lengkung yang disusun mengelilingi titik pusat 3600 akan membentuk sebuah lingkaran. Bentuk-bentuk yang dihasilkan merupakan bentuk dasar yang sering digunakan untuk desain, bisa dua dimensi maupun tiga dimensi. Dua dimensi misalnya persegi panjang, jajaran genjang, segitiga, polygon, dan sebagainya. Tiga dimensi seperti kerucut, kubus, silinder, prisma, bola, piramid dan lainnya
Garis dalam desain grafis
Garis dalam desain grafis dibagi menjadi 4, yaitu :
1. Vertikal (garis tegak lurus)
memberi kesan stabilitas, kekuatan, dan
kemegahan yang menggerakkan mata ke
atas, tinggi, gagah.
2. Horizontal (garis lurus)
memberi kesan sugesti kesenangan atau
sesuatu yang bergerak.
3. Diagonal (garis miring)
memberi kesan sesuatu yang bergerak,
dinamis, keadaan yang tidak stabil.e
4. Kurva (garis melengkung)
memberi kesan kehalusan dan keanggunan.
Garis mempunyai beberapa gaya atau style, antara lain :
Garis lurus
Garis dot
Garis dash
Garis dash dot
1. Vertikal (garis tegak lurus)
memberi kesan stabilitas, kekuatan, dan
kemegahan yang menggerakkan mata ke
atas, tinggi, gagah.
2. Horizontal (garis lurus)
memberi kesan sugesti kesenangan atau
sesuatu yang bergerak.
3. Diagonal (garis miring)
memberi kesan sesuatu yang bergerak,
dinamis, keadaan yang tidak stabil.e
4. Kurva (garis melengkung)
memberi kesan kehalusan dan keanggunan.
Garis mempunyai beberapa gaya atau style, antara lain :
Garis lurus
Garis dot
Garis dash
Garis dash dot
elment elment grafis
GARIS
Garis adalah sekumpulan titik yang berdampingan secara memanjang dan memiliki dua buah ujung.. Garis memiliki dimensi panjang, pendek, tipis, tebal. Garis dapat saling berhubungan satu sama lain membentuk apa yang dinamakan garis sejajar/paralel, garis memancar atau garis berlawanan. Dalam media komunikasi visual, garis dapat menjadi pembatas kolom, member kesan tertentu, menjadi pembatas antara unsur grafis satu dengan lainnya, dan digunakan sebagai penunjuk bagian-bagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas kepada pembaca.
Seperti yang terlihat di bawah ini garis horizontal diterapkan memisahkan informasi dalam iklan sebuah buku. Di bagian atas garis adalah informasi buku. Sedangkan di bawahnya adalah informasi mengenai penulis.
Garis adalah sekumpulan titik yang berdampingan secara memanjang dan memiliki dua buah ujung.. Garis memiliki dimensi panjang, pendek, tipis, tebal. Garis dapat saling berhubungan satu sama lain membentuk apa yang dinamakan garis sejajar/paralel, garis memancar atau garis berlawanan. Dalam media komunikasi visual, garis dapat menjadi pembatas kolom, member kesan tertentu, menjadi pembatas antara unsur grafis satu dengan lainnya, dan digunakan sebagai penunjuk bagian-bagian tertentu dengan tujuan sebagai penjelas kepada pembaca.
Seperti yang terlihat di bawah ini garis horizontal diterapkan memisahkan informasi dalam iklan sebuah buku. Di bagian atas garis adalah informasi buku. Sedangkan di bawahnya adalah informasi mengenai penulis.
fungsi desain
beberapa tema yang disesuaikan dengan fungsi desain, antara lain:
1. Rasional
Media yang mengarah kerasional yang berfokus pada praktek, fungsi, atau kebutuhan masyarakat, akan memberikan tekanan atau manfaat baginya untuk menerima berita yang diinformasikan/dikomunikasikan. Pendekatan rasional sangat efektif bagi masyarakat yang membutuhkan penjelasan tentang produk/jasa yang dibutuhkan. Tanggapan positif terhadap informasi/komunikasi yang disampaikan bisa menyakinkan dan memuaskan masyarakat sebagai sasaran.
2. Humor dan Jenaka
Penampilan humor atau jenaka merupakan strategi mencapai sasaran komunikasi grafis komunikasi untuk memicuperhatian terhadap yang dikomunikasikan. Dari survei yang dilakukan oleh eksekutif iklan menunjukkan bahwa penggunaan humor akan efektif untuk menarik perhatian dan menciptakan kesadaran orang yang melihatnya. Dalam visualisasinya tidak harus seorang pelawak sebagai bintang yang diekspus, namun bagaimana mengemas media informasi/komunikasi yang bersifat humor
3. Rasa Takut
Rasa takut lebih efektif digunakan untuk memperbaiki motivasi. Ada dua hal yang dituju:
Pertama, mengindentifikasi konsekuensi negatif jika menggunakan produk.
Kedua, mengidentifikasi konsekuensi negatif terhadap perilaku yang tidak aman, misalnya minum-minuman keras, merokok, menilpon sambil
nyetir mobil, merusak lingkungan, dan sebagainya.
4. Patriotik
Tampilan visual patriotik (hero) kadang dihadirkan untuk menambah rasa kepercayaan masyarakat terhadap berita yang diinformasikan/dikomunikasikan. Pahlawan yang berotot besar yang secara sigap, cepat, tanpa pamrih dapat memberantas keonaran, kejahatan, dan suka menolong sesama. Adegan ini dapat membius kepercayaan masyarakat, sehingga mereka menerima terhadap segala yang diinformasikan/dikomunikasikan pada media grafis.
5. Kesalahan
Seseorang suatu saat kadang melakukan kesalahan dalam hidupnya, seperti menyimpang dari nilai aturan yang ada. Tujuan media yang bersifat kesalahan ini agar audience (masyarakat) yang melihatnya/membacanya bisa memperbaiki adegan/berita kesalahan yang diinformasikan/dikomunikasikan.
Misalkan seorang ibu menggoreng (menuangkan) krupuk sebelum minyak gorengnya mendidih. Hal ini tentu kesalahan besar yang mengakibatkan krupuk tidak bisa berkembang dengan baik. Di sinilah peran audien (masyarakat) untuk memperbaikinya, yaitu sebelum krupuk dimasukkan ke wajan harus menunggu mendidihnya minyak goreng agar krupuk yang digoreng bisa mengembang dengan sempurna. Contoh lain, orang salah kalau menggunakan battery ”B” karena mainannya tidak bisa jalan, mengapa tidak pakai battery ”A”?.
1. Rasional
Media yang mengarah kerasional yang berfokus pada praktek, fungsi, atau kebutuhan masyarakat, akan memberikan tekanan atau manfaat baginya untuk menerima berita yang diinformasikan/dikomunikasikan. Pendekatan rasional sangat efektif bagi masyarakat yang membutuhkan penjelasan tentang produk/jasa yang dibutuhkan. Tanggapan positif terhadap informasi/komunikasi yang disampaikan bisa menyakinkan dan memuaskan masyarakat sebagai sasaran.
2. Humor dan Jenaka
Penampilan humor atau jenaka merupakan strategi mencapai sasaran komunikasi grafis komunikasi untuk memicuperhatian terhadap yang dikomunikasikan. Dari survei yang dilakukan oleh eksekutif iklan menunjukkan bahwa penggunaan humor akan efektif untuk menarik perhatian dan menciptakan kesadaran orang yang melihatnya. Dalam visualisasinya tidak harus seorang pelawak sebagai bintang yang diekspus, namun bagaimana mengemas media informasi/komunikasi yang bersifat humor
3. Rasa Takut
Rasa takut lebih efektif digunakan untuk memperbaiki motivasi. Ada dua hal yang dituju:
Pertama, mengindentifikasi konsekuensi negatif jika menggunakan produk.
Kedua, mengidentifikasi konsekuensi negatif terhadap perilaku yang tidak aman, misalnya minum-minuman keras, merokok, menilpon sambil
nyetir mobil, merusak lingkungan, dan sebagainya.
4. Patriotik
Tampilan visual patriotik (hero) kadang dihadirkan untuk menambah rasa kepercayaan masyarakat terhadap berita yang diinformasikan/dikomunikasikan. Pahlawan yang berotot besar yang secara sigap, cepat, tanpa pamrih dapat memberantas keonaran, kejahatan, dan suka menolong sesama. Adegan ini dapat membius kepercayaan masyarakat, sehingga mereka menerima terhadap segala yang diinformasikan/dikomunikasikan pada media grafis.
5. Kesalahan
Seseorang suatu saat kadang melakukan kesalahan dalam hidupnya, seperti menyimpang dari nilai aturan yang ada. Tujuan media yang bersifat kesalahan ini agar audience (masyarakat) yang melihatnya/membacanya bisa memperbaiki adegan/berita kesalahan yang diinformasikan/dikomunikasikan.
Misalkan seorang ibu menggoreng (menuangkan) krupuk sebelum minyak gorengnya mendidih. Hal ini tentu kesalahan besar yang mengakibatkan krupuk tidak bisa berkembang dengan baik. Di sinilah peran audien (masyarakat) untuk memperbaikinya, yaitu sebelum krupuk dimasukkan ke wajan harus menunggu mendidihnya minyak goreng agar krupuk yang digoreng bisa mengembang dengan sempurna. Contoh lain, orang salah kalau menggunakan battery ”B” karena mainannya tidak bisa jalan, mengapa tidak pakai battery ”A”?.
Rekayasa estetik
Rekayasa estetik dalam grafis komunikasi adalah teknik pengungkapan
estetika terapan melalui proses belajar dan proses kreatif. Dalam
pelaksanaannya rekayasa estetik melalui proses panjang mulai dari tahap
desain pada proses pengerjaannya sampai produk jadi. John Wistrand
berpendapat bahwa desain harus merupakan desain keseluruhan yang melihat
pada proyek atau produk dan mencoba menganalisanya sepenuhnya.
Desainer merancang grafis komunikasi yang menjadi sebuah alat komunikasi yang berguna dan tidak hanya menentukan penampilan saja. Kesan pertama adalah kepentingan yang harus dipertimbangkan berbagai bidang sehingga menjadi lebih baik dan benar-benar berguna. Sebelum berpikir masalah materi atau unsur desain, seorang desainer perlu menentukan tema grafis komunikasi yang akan dikerjakan yang sesuai dengan maksud dan tujuan pada konsepnya.
Desainer merancang grafis komunikasi yang menjadi sebuah alat komunikasi yang berguna dan tidak hanya menentukan penampilan saja. Kesan pertama adalah kepentingan yang harus dipertimbangkan berbagai bidang sehingga menjadi lebih baik dan benar-benar berguna. Sebelum berpikir masalah materi atau unsur desain, seorang desainer perlu menentukan tema grafis komunikasi yang akan dikerjakan yang sesuai dengan maksud dan tujuan pada konsepnya.
Unsur-unsur Estetika
Unsur-unsur Estetika
Tidak semua karya grafis mampu memenuhi unsur-unsur estetika secara penuh. Namun demikian desainer pasti selalu ingin tampil khas didalam merancang, termasuk dalam menggunakan pendekatan-pendekatan estetis. Unsur fungsi semata kurang berarti tanpa unsur keindahan. Desainer harus memperhatikan elemen-elemen grafis dan prinsip-prinsip desain. Seperti telah disebutkan bahwa estetika juga menyangkut komposisi sebagai satu kesatuan yang menarik, nikmat untuk dipandang, tidak berlebihan, dan memberikan kesan. Apa yang dikomposisikan adalah elemen-elemen desain mengikuti prinsip-prinsip desain tertentu secara terarah.
Menurut A.M. Djelantik, unsur-unsur dari estetika ada tiga yaitu :
1. Wujud/rupa (appereance)
Menyangkut bentuk (unsur yang mendasar) dan susunan atau struktur.
2. Bobot/isi (content/substance)
Menyangkut apa yang dilihat dan dirasakan sebagai makna dari wujud, seperti suasana (mood), gagasan (idea) dan ibarat/pesan.
3. Penampilan/penyajian (presentation)
Menyangkut cara penyajian karya kepada pemerhati atau penikmat. Penampilan sangat dipengaruhi oleh bakat (talent), keterampilan (skill), dan sarana/media (medium).
Tidak semua karya grafis mampu memenuhi unsur-unsur estetika secara penuh. Namun demikian desainer pasti selalu ingin tampil khas didalam merancang, termasuk dalam menggunakan pendekatan-pendekatan estetis. Unsur fungsi semata kurang berarti tanpa unsur keindahan. Desainer harus memperhatikan elemen-elemen grafis dan prinsip-prinsip desain. Seperti telah disebutkan bahwa estetika juga menyangkut komposisi sebagai satu kesatuan yang menarik, nikmat untuk dipandang, tidak berlebihan, dan memberikan kesan. Apa yang dikomposisikan adalah elemen-elemen desain mengikuti prinsip-prinsip desain tertentu secara terarah.
Menurut A.M. Djelantik, unsur-unsur dari estetika ada tiga yaitu :
1. Wujud/rupa (appereance)
Menyangkut bentuk (unsur yang mendasar) dan susunan atau struktur.
2. Bobot/isi (content/substance)
Menyangkut apa yang dilihat dan dirasakan sebagai makna dari wujud, seperti suasana (mood), gagasan (idea) dan ibarat/pesan.
3. Penampilan/penyajian (presentation)
Menyangkut cara penyajian karya kepada pemerhati atau penikmat. Penampilan sangat dipengaruhi oleh bakat (talent), keterampilan (skill), dan sarana/media (medium).
ketahui estetik
Secara psikologis rentetan peristiwa dalam proses menikmati keindahan dibagi dalam beberapa bagian :
1. Sensasi, adalah rangsangan eksternal ditangkap mata dan telinga dalam alat penerimaan yang menimbulkan getaran yang disebut sensai (rasa).
2. Persepsi, merupakan tahap dimana sensasi telah terkesan. Pada orang yang otaknya cepat, proses dari sensasi ke persepsi berjalan lebih cepat. Persepsi langsung menggerakkan proses asosiasi-asosiasi sehingga dapat melakukan komparasi (membandingkan), diferensiasi (membedakan), analogi (persamaan) dan sintesis (penyimpulan).
3. Impresi, merupakan tahap dimana kesan telah menjadi keyakinan yang sewaktu-waktu dapat diingat kembali karena sudah ada dalam wilayah kesadaran manusia.
4. Emosi, tidak hanya menyangkut perasaan marah, kecewa, panic, jengkel, kesal yang tidak terkendali, namun juga perasaan gembira dan antusias.
5. Interpretasi, menyangkut aktivitas daya pikir akibat impresi masuk ke dalam wilayah kesadaran. Interpretasi adalah fungsi aktif intelektual manusia yang jika bertemu ditambah emosi sehingga menghasilkan apa yang disebut dipersepsi.
6. Apresiasi, merenungkan pengertian atau apa yang telah diinterpretasikan, menimbang dengan fakta-fakta lain, mempertimbangkan kebenaran sampai dimana maknanya adalah fungsi intelek berganda yang dirumuskan dengan kata apresiasi.
7. Evaluasi, adalah renungan dan rumusan yang ingin disampaikan kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis (A.M. Djelantik, 1999).
1. Sensasi, adalah rangsangan eksternal ditangkap mata dan telinga dalam alat penerimaan yang menimbulkan getaran yang disebut sensai (rasa).
2. Persepsi, merupakan tahap dimana sensasi telah terkesan. Pada orang yang otaknya cepat, proses dari sensasi ke persepsi berjalan lebih cepat. Persepsi langsung menggerakkan proses asosiasi-asosiasi sehingga dapat melakukan komparasi (membandingkan), diferensiasi (membedakan), analogi (persamaan) dan sintesis (penyimpulan).
3. Impresi, merupakan tahap dimana kesan telah menjadi keyakinan yang sewaktu-waktu dapat diingat kembali karena sudah ada dalam wilayah kesadaran manusia.
4. Emosi, tidak hanya menyangkut perasaan marah, kecewa, panic, jengkel, kesal yang tidak terkendali, namun juga perasaan gembira dan antusias.
5. Interpretasi, menyangkut aktivitas daya pikir akibat impresi masuk ke dalam wilayah kesadaran. Interpretasi adalah fungsi aktif intelektual manusia yang jika bertemu ditambah emosi sehingga menghasilkan apa yang disebut dipersepsi.
6. Apresiasi, merenungkan pengertian atau apa yang telah diinterpretasikan, menimbang dengan fakta-fakta lain, mempertimbangkan kebenaran sampai dimana maknanya adalah fungsi intelek berganda yang dirumuskan dengan kata apresiasi.
7. Evaluasi, adalah renungan dan rumusan yang ingin disampaikan kepada orang lain, baik secara lisan maupun tertulis (A.M. Djelantik, 1999).
prasyarat estetik
Beberapa prasyarat agar subjek dapat menikmati keindahan untuk memperoleh pengalaman estetik penuh, yaitu :
1. Kebutuhan pokok manusia terpenuhi.
Orang sibuk tidak dapat meluangkan waktu untuk menikmati keindahan, orang melarat bukan keadaan baik untuk menikmati keindahan. Demikian juga orang yang ada dalam keadaaan serba terpenuhi juga sulit memperoleh keindahan (askesis).
2. Pengalaman estetis yang berkembang dalam diri seseorang mendorong keinginan untuk merasakan pengalaman tersebut sekali lagi tanpa perbedaan dengan yang lama. Pengulangan ini harus bersifat tidak membosankan.
3. Pengalaman, meskipun sudah berakhir, manusia berkeinginan untuk mengabadikan dalam bentuk karya (Ahmad Sachari, 1986).
Dalam dunia pendidikan, keindahan dari objek dapat diperoleh melalui usaha bagaimana menghasilkan desain yang menarik dan berkesan bagi peserta didik. Sedangkan kesan keindahan dari subjek (peserta didik) harus memperhatikan kondisi setiap individu yang akan menikmati atau menggunakan karya itu. Panca indera manusia dalam mengenal lingkungan eksternal ada yang bertipe visual, akustis (auditif), taktil (peraba), gustatoris (untuk mengecap), dan olfaktoris (membau atau mencium). Perbedaan inilah yang perlu mendapat perhatian dalam perancangan dan penggunaan karya grafis untuk kepentingan pembelajaran.
Menikmati keindahan merupakan sebuah proses dalam jiwa dan budi manusia menyangkut fisiologis, biologis, psikologis, dan spiritual. Dalam teknologi, pendidikan merupakan upaya penting untuk merancang dan mendesain media komunikasi visual yang memenuhi unsur-unsur estetika dan dapat diaplikasikan dalam pembelajaran, tetapi lebih baik dalam kondisi difasilitasi.
1. Kebutuhan pokok manusia terpenuhi.
Orang sibuk tidak dapat meluangkan waktu untuk menikmati keindahan, orang melarat bukan keadaan baik untuk menikmati keindahan. Demikian juga orang yang ada dalam keadaaan serba terpenuhi juga sulit memperoleh keindahan (askesis).
2. Pengalaman estetis yang berkembang dalam diri seseorang mendorong keinginan untuk merasakan pengalaman tersebut sekali lagi tanpa perbedaan dengan yang lama. Pengulangan ini harus bersifat tidak membosankan.
3. Pengalaman, meskipun sudah berakhir, manusia berkeinginan untuk mengabadikan dalam bentuk karya (Ahmad Sachari, 1986).
Dalam dunia pendidikan, keindahan dari objek dapat diperoleh melalui usaha bagaimana menghasilkan desain yang menarik dan berkesan bagi peserta didik. Sedangkan kesan keindahan dari subjek (peserta didik) harus memperhatikan kondisi setiap individu yang akan menikmati atau menggunakan karya itu. Panca indera manusia dalam mengenal lingkungan eksternal ada yang bertipe visual, akustis (auditif), taktil (peraba), gustatoris (untuk mengecap), dan olfaktoris (membau atau mencium). Perbedaan inilah yang perlu mendapat perhatian dalam perancangan dan penggunaan karya grafis untuk kepentingan pembelajaran.
Menikmati keindahan merupakan sebuah proses dalam jiwa dan budi manusia menyangkut fisiologis, biologis, psikologis, dan spiritual. Dalam teknologi, pendidikan merupakan upaya penting untuk merancang dan mendesain media komunikasi visual yang memenuhi unsur-unsur estetika dan dapat diaplikasikan dalam pembelajaran, tetapi lebih baik dalam kondisi difasilitasi.
Peran Estetika
1. Peran Estetika Dalam Komunikasi Visual
Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda terkait dengan bakat, keturunan, kebudayaan, pendidikan, pengalaman, dan lingkungan hidup. Ketertarikan manusia kepada keindahan mendorong manusia mempelajari ilmu mengenai keindahan yang dikenal dengan istilah “estetika” yang dalam bahasa Yunani Aesthesis, berarti tanggapan atau pengawasan.
Beberapa pendapat ahli tentang estetika :
1. Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari dari apa yang disebut keindahan (A.M. Djelantik, 1999: 9)
2. Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan seni. (Kattsoff, Element of Philosophy : 1953).
3. Estetika mempersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedang filsafat seni mempersoalkan karya-karya seni atau benda seni atau artifak yang disebut seni. (Jakob Sumardjo, Filsafat Seni : 2000)
4. Estetika merupakan kajian filsafat keindahan dan juga keburukan (Jerome Stoniltz, Encyclopedia Philosophy : volume 1).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya estetika adalah ilmu yang mempelajari dan mempersoalkan keindahan suatu objek dari segi estetika. Objek estetika tersebut bisa berupa fenomena alam, karya desain, karya seni, proses kreatif, maupun filsafat seni. Alexander Gottlieb Baumgarten mempopulerkan estetika dengan istilah Aesthetica.
Segi kritis pengalaman estetik menyangkut penentuan harga objek estetik. Penentuan nilai menunjukkan beberapa standar penghargaan seperti tingkat
Setiap manusia memiliki kemampuan yang berbeda-beda terkait dengan bakat, keturunan, kebudayaan, pendidikan, pengalaman, dan lingkungan hidup. Ketertarikan manusia kepada keindahan mendorong manusia mempelajari ilmu mengenai keindahan yang dikenal dengan istilah “estetika” yang dalam bahasa Yunani Aesthesis, berarti tanggapan atau pengawasan.
Beberapa pendapat ahli tentang estetika :
1. Ilmu estetika adalah suatu ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berkaitan dengan keindahan, mempelajari semua aspek dari dari apa yang disebut keindahan (A.M. Djelantik, 1999: 9)
2. Estetika adalah segala sesuatu dan kajian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan seni. (Kattsoff, Element of Philosophy : 1953).
3. Estetika mempersoalkan hakikat keindahan alam dan karya seni, sedang filsafat seni mempersoalkan karya-karya seni atau benda seni atau artifak yang disebut seni. (Jakob Sumardjo, Filsafat Seni : 2000)
4. Estetika merupakan kajian filsafat keindahan dan juga keburukan (Jerome Stoniltz, Encyclopedia Philosophy : volume 1).
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya estetika adalah ilmu yang mempelajari dan mempersoalkan keindahan suatu objek dari segi estetika. Objek estetika tersebut bisa berupa fenomena alam, karya desain, karya seni, proses kreatif, maupun filsafat seni. Alexander Gottlieb Baumgarten mempopulerkan estetika dengan istilah Aesthetica.
Segi kritis pengalaman estetik menyangkut penentuan harga objek estetik. Penentuan nilai menunjukkan beberapa standar penghargaan seperti tingkat
Langkah-langkah dasarnya
Langkah-langkah dasarnya sebagai berikut :
1. Menentukan bentuk (shape).
2. Menentukan peletakan
3. Menentukan proporsi
4. Menentukan lay ot
5. Menentukan bentuk (shape) yang sudah dipilih
6. Menentukan proporsi yang paling baik
7. Menambahkan ruang-ruang untuk naskah (body copy)
8. Membuat bentuk-bentuk alternatif
9. Menentukan posisi teks yang akan menjadi kepala (judul)
10. Mengubah ukuran judul
11. Melengkapi judul dengan garis-garis naskah
12. Memasukkan bentuk (shape)
13. Melakukan variasi antara bentuk, garis naskah, dan judul
14. Menentukan jenis huruf judul baru, jenis huruf naskah. Melakukan eksperimen dengan mengubah jenis huruf naskah maupun judul.
15. Bereksperimen dengan jenis-jenis huruf untuk desain, misalnya jenis huruf dekoratif
1. Menentukan bentuk (shape).
2. Menentukan peletakan
3. Menentukan proporsi
4. Menentukan lay ot
5. Menentukan bentuk (shape) yang sudah dipilih
6. Menentukan proporsi yang paling baik
7. Menambahkan ruang-ruang untuk naskah (body copy)
8. Membuat bentuk-bentuk alternatif
9. Menentukan posisi teks yang akan menjadi kepala (judul)
10. Mengubah ukuran judul
11. Melengkapi judul dengan garis-garis naskah
12. Memasukkan bentuk (shape)
13. Melakukan variasi antara bentuk, garis naskah, dan judul
14. Menentukan jenis huruf judul baru, jenis huruf naskah. Melakukan eksperimen dengan mengubah jenis huruf naskah maupun judul.
15. Bereksperimen dengan jenis-jenis huruf untuk desain, misalnya jenis huruf dekoratif
Komposisi Tata Letak
Komposisi Tata Letak
Komposisi (composition) adalah usaha untuk mendapatkan keseimbangan bentuk dalam mengorganisasikan unsur-unsur terpenting dalam penciptaan karya seni dan atau media komunikasi grafis yang harmonis, komunikatif, dan persuasif. Kaidah-kaidah komposisi yang harus diketahui adalah :
1. Proporsi (proportion), merupakan perbandingan ukuran yang digunakan untuk menentukan perbandingan yang tepat antara panjang dan lebar antara gambar dengan bidang gambar.
2. Keseimbangan (balance), yaitu kesamaan dari unsur-unsur tertentu yang berlawanan ataupun bertentangan. Dalam bidang desain, yaitu suatu keadaan ketik di semua bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani, atau di semua bagian bebannya sama sehingga akan membawa rasa tenang dan enak dilihat.
3. Irama atau ritme, yaitu adanya pengulangan dan gerakan yang ajek, teratur, terus menerus, yang bisa divisualisasikan dengan garis, tekstur, bidang, bentuk, maupun warna.
4. Kesatuan (unity), artinya seluruh unsur yang dipergunakan harus saling berhubungan dengan baik, mengandung makna dan menarik. Beberapa hubungan tersebut antara lain hubungan kesamaan, hubungan kemiripan, hubungan keselarasan, hubungan keterikatan, hubungan keterkaitan dan hubungan kedekatan.
5. Pusat perhatian (focus of interest), menyangkut peletakan unsur yang menjadi perhatian utama atau paling dominan untuk disampaikan. Misalnya judul, peletakannya bergantung kepada pertimbangan estetika, komunikatif, dan persuasif.e
6. Kontras (contrast), merupakan perbedaan keadaan unsur-unsur atau antara organisasi unsur yang dapat dicapai dengan perbedaan tinggi-rendah, panas-dingin warna, termasuk cerah dan suramnya.
Komposisi (composition) adalah usaha untuk mendapatkan keseimbangan bentuk dalam mengorganisasikan unsur-unsur terpenting dalam penciptaan karya seni dan atau media komunikasi grafis yang harmonis, komunikatif, dan persuasif. Kaidah-kaidah komposisi yang harus diketahui adalah :
1. Proporsi (proportion), merupakan perbandingan ukuran yang digunakan untuk menentukan perbandingan yang tepat antara panjang dan lebar antara gambar dengan bidang gambar.
2. Keseimbangan (balance), yaitu kesamaan dari unsur-unsur tertentu yang berlawanan ataupun bertentangan. Dalam bidang desain, yaitu suatu keadaan ketik di semua bagian pada karya tidak ada yang lebih terbebani, atau di semua bagian bebannya sama sehingga akan membawa rasa tenang dan enak dilihat.
3. Irama atau ritme, yaitu adanya pengulangan dan gerakan yang ajek, teratur, terus menerus, yang bisa divisualisasikan dengan garis, tekstur, bidang, bentuk, maupun warna.
4. Kesatuan (unity), artinya seluruh unsur yang dipergunakan harus saling berhubungan dengan baik, mengandung makna dan menarik. Beberapa hubungan tersebut antara lain hubungan kesamaan, hubungan kemiripan, hubungan keselarasan, hubungan keterikatan, hubungan keterkaitan dan hubungan kedekatan.
5. Pusat perhatian (focus of interest), menyangkut peletakan unsur yang menjadi perhatian utama atau paling dominan untuk disampaikan. Misalnya judul, peletakannya bergantung kepada pertimbangan estetika, komunikatif, dan persuasif.e
6. Kontras (contrast), merupakan perbedaan keadaan unsur-unsur atau antara organisasi unsur yang dapat dicapai dengan perbedaan tinggi-rendah, panas-dingin warna, termasuk cerah dan suramnya.
macam format tata letak dan karakteristriknya
Berikut ini berbagai macam format tata letak dan karakteristriknya :
Format L
Format L terbalik
Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup dan memiliki kesan pandangan terarah.
Format Z
Format Z terbalik
Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup, kesan pandangan sudah diarahkan.
Format C
Format C terbalik
Menghasilkan keseimbangan dinamis dengan kesan pandangan terarah.
Format 7
Format 7 terbalik
Menghasilkan sirkulasi ruang gerak cukup dengan kesan pandangan terarah.
Menghasilkan efek padat, sempit, sirkulasi ruang kurang dan pandangan tidak terfokus.
Format L
Format L terbalik
Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup dan memiliki kesan pandangan terarah.
Format Z
Format Z terbalik
Cukup dinamis, sirkulasi ruang gerak cukup, kesan pandangan sudah diarahkan.
Format C
Format C terbalik
Menghasilkan keseimbangan dinamis dengan kesan pandangan terarah.
Format 7
Format 7 terbalik
Menghasilkan sirkulasi ruang gerak cukup dengan kesan pandangan terarah.
Menghasilkan efek padat, sempit, sirkulasi ruang kurang dan pandangan tidak terfokus.
Fungsi tata letak
Fungsi tata letak menurut Freddy Adiono Basuki (2000) adalah untuk
mencapai keharmonisan, nilai estetis, ekonomis, dan komunikatif. Freddy
Adiono Basuki juga membagi tahapan tata letak menjadi tiga, yaitu :
1. Membuat tata letak miniature atau sketsa kecil (thumbnail), merupakan tahap perancangan dalam menentukan komposisi unsur-unsur yang akan ditempatkan. Visualisasinya masih berupa sket kolom teks dan kolom gambar.
2. Membuat tata letak kasar (abrupt lay out), merupakan tahapan rancangan yang sudah berwujud gambar dan teks.
3. Membuat tata letak komprehensif, merupakan tahapan rancangan dimana keseluruhan unsur sudah disusun dengan baik dan benar yang sudah siap cetak.
Dari contoh di atas terlihat bahwa unsur-unsur komunikasi grafis disusun dalam format tertentu. Peletakan setiap unsur memprioritaskan bagaimana format tata letak mampu mengorganisasikan unsur-unsur dengan baik, benar, dan komunikatif. Jenis tata letak yang umum digunakan adalah vertikal, horizontal, dan diagonal.
1. Membuat tata letak miniature atau sketsa kecil (thumbnail), merupakan tahap perancangan dalam menentukan komposisi unsur-unsur yang akan ditempatkan. Visualisasinya masih berupa sket kolom teks dan kolom gambar.
2. Membuat tata letak kasar (abrupt lay out), merupakan tahapan rancangan yang sudah berwujud gambar dan teks.
3. Membuat tata letak komprehensif, merupakan tahapan rancangan dimana keseluruhan unsur sudah disusun dengan baik dan benar yang sudah siap cetak.
Dari contoh di atas terlihat bahwa unsur-unsur komunikasi grafis disusun dalam format tertentu. Peletakan setiap unsur memprioritaskan bagaimana format tata letak mampu mengorganisasikan unsur-unsur dengan baik, benar, dan komunikatif. Jenis tata letak yang umum digunakan adalah vertikal, horizontal, dan diagonal.
Tata Letak Berbagai Unsur Grafis
1) Tata Letak Berbagai Unsur Grafis
Memadukan unsur-unsur grafis merupakan sebuah seni tersendiri dalam menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif. Untuk menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif diperlukan sebuah pengorganisasian dan penataan yang tepat. Pengorganisasian dan penataan unsur grafis ini dilakukan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dari pesan yang akan disampaikan. Dalam dunia grafis terutama di bidang periklanan dikenal istilah layout. Layout adalah sebuah sket rancangan awal untuk menggambarkan organisasi unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. Usaha menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif, menarik, dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.
Mendapatlan komposisi yang proporsional terkait juga dengan kegiatan tata letak, kemudian ditangkap dan dibaca maksud ataupun pesan yang terkandung di dalamnya, termasuk kemampuan membangun kesan, persuasif dan bahkan sugestif, baik gambar maupun teksnya.
Desainer lebih baik membuat berbagai alternatif layout sebanyak mungkin sampai menemukan sebuah layout ideal semaksimal mungkin untuk menhindari hambatan pada proses selanjutnya. Bob Cotton dalam buku The Guide to Graphic Design (1990:52) menyebutkan bahwa dalam proses desain, setelah didapatkan gagasan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan bentuk sketsa awal (thumbnail design) yang kemudian dikembangkan lagi ke dalam
serangkaian gambar alternatif (visual rough) yang masih akan diperbaiki. Langkah ini disebut dengan tahap awal pembuatan visualisasi yang difinalisasi.
Memadukan unsur-unsur grafis merupakan sebuah seni tersendiri dalam menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif. Untuk menghasilkan media komunikasi visual yang komunikatif diperlukan sebuah pengorganisasian dan penataan yang tepat. Pengorganisasian dan penataan unsur grafis ini dilakukan berdasarkan kriteria tertentu yang disesuaikan dengan tujuan dari pesan yang akan disampaikan. Dalam dunia grafis terutama di bidang periklanan dikenal istilah layout. Layout adalah sebuah sket rancangan awal untuk menggambarkan organisasi unsur-unsur komunikasi grafis yang akan disertakan. Usaha menyusun, menata dan memadukan unsur-unsur komunikasi grafis (teks, gambar, warna dan lain-lain) menjadi media komunikasi visual yang komunikatif, estetik, persuasif, menarik, dan mendukung pencapaian tujuan secara cepat dan tepat dikenal dengan istilah tata letak.
Mendapatlan komposisi yang proporsional terkait juga dengan kegiatan tata letak, kemudian ditangkap dan dibaca maksud ataupun pesan yang terkandung di dalamnya, termasuk kemampuan membangun kesan, persuasif dan bahkan sugestif, baik gambar maupun teksnya.
Desainer lebih baik membuat berbagai alternatif layout sebanyak mungkin sampai menemukan sebuah layout ideal semaksimal mungkin untuk menhindari hambatan pada proses selanjutnya. Bob Cotton dalam buku The Guide to Graphic Design (1990:52) menyebutkan bahwa dalam proses desain, setelah didapatkan gagasan kemudian dilanjutkan dengan pembuatan bentuk sketsa awal (thumbnail design) yang kemudian dikembangkan lagi ke dalam
serangkaian gambar alternatif (visual rough) yang masih akan diperbaiki. Langkah ini disebut dengan tahap awal pembuatan visualisasi yang difinalisasi.
Alignment
5) Alignment
Dalam sebuah perancangan tipografi penataan baris (alignment) memiliki peranan penting sebagai penunjang legibility serta estetika dari rancangan. Huruf-huruf dalam beberapa baris dapat disejajarkan dengan lima cara sebagai berikut :
Rata kiri (flush left)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek. Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk irregular yang memberi kesan dinamis.
Rata kanan (flush right)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara.
Rata tengah (centered)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap barisnya.
Rata kiri-kanan (justified)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya memberikan kesan yang bersih dan rapi. Namun, jarak antarkata harus diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom.
Asimetris (random)
Penataan ini berbeda dengan empat cara penataan di atas. Setiap baris disusun secara acak (random)
Dalam sebuah eksekusi perancangan halaman (page makeup), ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari karena secara optis kehadirannya dapat mengganggu estetika rancangan, yaitu :
Widow
Satu baris pendek yang merupakan baris terakhir dari sebuah paragraph yang berdiri tunggal dan hadir menjadi baris pertama pada halaman berikutnya. Satu buah kata yang tersisa di baris terakhir dalam sebuah paragraph disebut juga widow
Orphan
Satu baris pendek yang merupakan baris pertama dari sebuah paragraph yang berdiri tunggal dan menjadi baris terakhir dalam sebuah halaman.
Block
Tiga atau empat buah tanda sambung (hyphens) yang bersusun pada bagian akhir dari beberapa baris yang berurutan dalam sebuah halaman.
River
Sebuah bentuk yang terjadi karena adanya jarak antar-kata dari beberapa baris yang berurutan dan membentuk sebuah bidang putih seperti alur sungai.
Dalam sebuah perancangan tipografi penataan baris (alignment) memiliki peranan penting sebagai penunjang legibility serta estetika dari rancangan. Huruf-huruf dalam beberapa baris dapat disejajarkan dengan lima cara sebagai berikut :
Rata kiri (flush left)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang atau pendek. Bagian kanan susunan huruf menghasilkan bentuk irregular yang memberi kesan dinamis.
Rata kanan (flush right)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf-huruf per barisnya hampir setara.
Rata tengah (centered)
Hanya layak digunakan untuk jumlah naskah yang pendek dengan penataan jumlah huruf yang seimbang pada tiap barisnya.
Rata kiri-kanan (justified)
Layak digunakan untuk naskah yang panjang. Keteraturannya memberikan kesan yang bersih dan rapi. Namun, jarak antarkata harus diperhatikan bila jumlah huruf tidak sebanding dengan lebar kolom.
Asimetris (random)
Penataan ini berbeda dengan empat cara penataan di atas. Setiap baris disusun secara acak (random)
Dalam sebuah eksekusi perancangan halaman (page makeup), ada beberapa hal yang sebaiknya dihindari karena secara optis kehadirannya dapat mengganggu estetika rancangan, yaitu :
Widow
Satu baris pendek yang merupakan baris terakhir dari sebuah paragraph yang berdiri tunggal dan hadir menjadi baris pertama pada halaman berikutnya. Satu buah kata yang tersisa di baris terakhir dalam sebuah paragraph disebut juga widow
Orphan
Satu baris pendek yang merupakan baris pertama dari sebuah paragraph yang berdiri tunggal dan menjadi baris terakhir dalam sebuah halaman.
Block
Tiga atau empat buah tanda sambung (hyphens) yang bersusun pada bagian akhir dari beberapa baris yang berurutan dalam sebuah halaman.
River
Sebuah bentuk yang terjadi karena adanya jarak antar-kata dari beberapa baris yang berurutan dan membentuk sebuah bidang putih seperti alur sungai.
Pengertian Grid systems
Grid systems dalam sebuah rancangan grafis digunakan sesuai dengan
kebutuhan komposisi, ada yang hanya menggunakan satu buah kolom vertikal
hingga multi kolom yang menggunakan dua titik koordinat X dan Y
(horizontal-vertikal). Grid systems difungsikan sebagai perangkat bantu
dalam memonitor setiap penempatan elemen-elemen visual pada sebuah
bidang rancangan.
Ukuran kertas merupakan salah satu awal keputusan dalam menentukan sebuah komposisi desain cetak.
Ukuran kertas merupakan salah satu awal keputusan dalam menentukan sebuah komposisi desain cetak.
Sejarah Grid Systems
4) Grid Systems
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid Systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
Berbasis pada golden section, proporsi yang identik dengan luas halaman akan menghasilkan perhitungan rasio lebar margin sebagai berikut :
Margin atas = 3
Margin bawah = 6
Margin luar = 4
Margin dalam =2
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Golden section adalah sebuah konsep dasar yang digunakan untuk menghasilkan proporsi yang sempurna untuk keperluan pemecahan ruang. Diagram di samping ini menunjukkan suatu cara mencari titik pertemuan (golden mean) untuk mengkonstruksi sebuah bentuk persegi empat.
Diawali dengan sebuah garis ‘ab’
Segitiga terbentuk dari setengah ‘ab’ (garis vertikal ‘bc’)
Aksis ‘c’ dan ‘b’ menghasilkan titik ‘s’
Aksis ‘a’ dan ‘s’ menghasilkan titik ‘g’
Garis ‘ab’ terbagi menjadi ‘M’ dan ‘m’
Akhirnya panjang ‘M’ membentuk tinggi persegi-empat
Walaupun tidak ada aturan-aturan yang baku mengenai penentuan besarnya margin, namun pemanfaatan ukuran margin yang tepat dapat memberikan dampak visual terhadap keseluruhan rancangan. Margin yang sama besar akan lebih cepat membosankan, sedangkan ukuran margin yang tidak sama besar dapat menciptakan ruang asimetris yang lebih dinamis.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Perbandingan margin yang sama besar dan magin yang asimetris dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Margin yang sama besar Margin yang asimetris
Grid systems sangat diperlukan sebagai dasar pola dalam menyusun huruf dan gambar dalam jumlah yang banyak, seperti buku, brosur, catalog, surat kabar, dan majalah. Untuk rancangan yang berjumlah satu halaman atau sedikit, penerapan grid systems sering diabaikan.
Beberapa terminologi dan satuan ukuran yang digunakan dalam sebuah rancangan grafis yang menggunakan grid systems :
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Grid systems dalam sebuah rancangan grafis digunakan sesuai dengan kebutuhan komposisi, ada yang hanya menggunakan satu buah kolom vertikal hingga multi kolom yang menggunakan dua titik koordinat X dan Y (horizontal-vertikal). Grid systems difungsikan sebagai perangkat bantu dalam memonitor setiap penempatan elemen-elemen visual pada sebuah bidang rancangan.
Ukuran kertas merupakan salah satu awal keputusan dalam menentukan sebuah komposisi desain cetak.
Sebuah grid diciptakan sebagai solusi terhadap permasalahan penataan elemen-elemen visual dalam sebuah ruang. Grid Systems digunakan sebagai perangkat untuk mempermudah menciptakan sebuah komposisi visual. Melalui grid systems seorang perancang grafis dapat membuat sebuah sistematika guna menjaga konsistensi dalam melakukan repetisi dari sebuah komposisi yang sudah diciptakan. Tujuan utama dari penggunaan grid systems dalam desain grafis adalah untuk menciptakan suatu rancangan yang komunikatif dan memuaskan secara estetik.
Berbasis pada golden section, proporsi yang identik dengan luas halaman akan menghasilkan perhitungan rasio lebar margin sebagai berikut :
Margin atas = 3
Margin bawah = 6
Margin luar = 4
Margin dalam =2
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Golden section adalah sebuah konsep dasar yang digunakan untuk menghasilkan proporsi yang sempurna untuk keperluan pemecahan ruang. Diagram di samping ini menunjukkan suatu cara mencari titik pertemuan (golden mean) untuk mengkonstruksi sebuah bentuk persegi empat.
Diawali dengan sebuah garis ‘ab’
Segitiga terbentuk dari setengah ‘ab’ (garis vertikal ‘bc’)
Aksis ‘c’ dan ‘b’ menghasilkan titik ‘s’
Aksis ‘a’ dan ‘s’ menghasilkan titik ‘g’
Garis ‘ab’ terbagi menjadi ‘M’ dan ‘m’
Akhirnya panjang ‘M’ membentuk tinggi persegi-empat
Walaupun tidak ada aturan-aturan yang baku mengenai penentuan besarnya margin, namun pemanfaatan ukuran margin yang tepat dapat memberikan dampak visual terhadap keseluruhan rancangan. Margin yang sama besar akan lebih cepat membosankan, sedangkan ukuran margin yang tidak sama besar dapat menciptakan ruang asimetris yang lebih dinamis.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Perbandingan margin yang sama besar dan magin yang asimetris dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Margin yang sama besar Margin yang asimetris
Grid systems sangat diperlukan sebagai dasar pola dalam menyusun huruf dan gambar dalam jumlah yang banyak, seperti buku, brosur, catalog, surat kabar, dan majalah. Untuk rancangan yang berjumlah satu halaman atau sedikit, penerapan grid systems sering diabaikan.
Beberapa terminologi dan satuan ukuran yang digunakan dalam sebuah rancangan grafis yang menggunakan grid systems :
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Grid systems dalam sebuah rancangan grafis digunakan sesuai dengan kebutuhan komposisi, ada yang hanya menggunakan satu buah kolom vertikal hingga multi kolom yang menggunakan dua titik koordinat X dan Y (horizontal-vertikal). Grid systems difungsikan sebagai perangkat bantu dalam memonitor setiap penempatan elemen-elemen visual pada sebuah bidang rancangan.
Ukuran kertas merupakan salah satu awal keputusan dalam menentukan sebuah komposisi desain cetak.
menciptakan focal point
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan focal point dengan berbagai kemungkinan. Contoh :
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Ketika sebuah elemen terisolasi (kata yang dilingkari) dari kelompok elemen yang lain maka elemen itu akan menjadi focal point. Dengan melakukan pemisahan, sebuah elemen akan menjadi properti visual yang penting.
Pada desain sampul buku ini focal point terletak pada nama penulisnya dengan mengubah parameter pada ukuran huruf.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Ketika sebuah elemen terisolasi (kata yang dilingkari) dari kelompok elemen yang lain maka elemen itu akan menjadi focal point. Dengan melakukan pemisahan, sebuah elemen akan menjadi properti visual yang penting.
Pada desain sampul buku ini focal point terletak pada nama penulisnya dengan mengubah parameter pada ukuran huruf.
Focal Point
Focal Point
Tugas perancang grafis adalah menarik perhatian penglihat dengan menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara cepat dapat menstimulasi penglihat lewat pokok penekanan (focal point). Dalam desain tipografi ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan focal point dengan berbagai kemungkinan
Tugas perancang grafis adalah menarik perhatian penglihat dengan menciptakan suatu pola rancangan visual yang secara cepat dapat menstimulasi penglihat lewat pokok penekanan (focal point). Dalam desain tipografi ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menciptakan focal point dengan berbagai kemungkinan
proses desain tipografi
Contoh sederhana dari proses perancangan dalam desain tipografi yang
menerapkan beberapa prinsip persepsi visual untuk mencapai kesatuan
rancangan yang kohesif.
Naskah dasar yang belum diolah ke dalam rancangan tipografi
Menggunakan satu jenis huruf dengan mengubah parameter tipografi guna memberikan penekanan lewat pengelompokan berbagai ukuran huruf (similarity), menyusun alur visual naskah sesuai dengan penekanan informasi (continuation), penerapan tata-letak atau sering disebut layout yang berdasarkan pada kelompok besar kecilnya ukuran huruf (proximity), keseimbangan leading (closure).
Menambah penekanan dengan mengubah parameter pada berat dan kemiringan huruf serta kerning.
Gelap terang warna menunjukkan variasi parameter yang digunakan
Naskah dasar yang belum diolah ke dalam rancangan tipografi
Menggunakan satu jenis huruf dengan mengubah parameter tipografi guna memberikan penekanan lewat pengelompokan berbagai ukuran huruf (similarity), menyusun alur visual naskah sesuai dengan penekanan informasi (continuation), penerapan tata-letak atau sering disebut layout yang berdasarkan pada kelompok besar kecilnya ukuran huruf (proximity), keseimbangan leading (closure).
Menambah penekanan dengan mengubah parameter pada berat dan kemiringan huruf serta kerning.
Gelap terang warna menunjukkan variasi parameter yang digunakan
Persepsi Visual
Persepsi Visual
Tugas seorang perancang grafis adalah menciptakan sebuah kesatuan visual yang mudah dipahami oleh penglihat. Pemahaman terhadap prinsip persepsi visual adalah kunci untuk memahami tendensi mata dalam melihat sebuah pola visual.
Ilustrasi berikut adalah contoh dari tendensi alami dari mata dalam melihat sebuah pola visual.
Similarity
Objek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok. Hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna, arah, dan ukuran.
Tendensi :
Mata akan mengelompokkan kotak-kotak yang miring sekaligus melihat tanda tambah atau silang.
Continuation
Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu.
Tendensi :
Gerak mata akan mengikuti ke arah kanan.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Proximity
Sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya korelasi antara elemen-elemen yang saling berdekatan.
Tendensi :
Pandangan mata akan menuju pertama kali kepada kelompok yang terdiri dari empat buah elemen yang saling berdekatan.
Closure
Bentuk yang tertutup atau menyambung terlihat lebih stabil.
Tendensi :
Tanpa disadari mata akan mencoba menyambung bagian dari lingkaran yang terputus.
Tugas seorang perancang grafis adalah menciptakan sebuah kesatuan visual yang mudah dipahami oleh penglihat. Pemahaman terhadap prinsip persepsi visual adalah kunci untuk memahami tendensi mata dalam melihat sebuah pola visual.
Ilustrasi berikut adalah contoh dari tendensi alami dari mata dalam melihat sebuah pola visual.
Similarity
Objek yang sama akan terlihat secara bersamaan sebagai kelompok. Hal ini dapat ditentukan lewat bentuk, warna, arah, dan ukuran.
Tendensi :
Mata akan mengelompokkan kotak-kotak yang miring sekaligus melihat tanda tambah atau silang.
Continuation
Penataan visual yang dapat menggiring gerak mata mengikuti ke sebuah arah tertentu.
Tendensi :
Gerak mata akan mengikuti ke arah kanan.
Pengolahan Citra Digital Semester 1
Proximity
Sebuah kesatuan atau pengelompokan yang terbentuk karena adanya korelasi antara elemen-elemen yang saling berdekatan.
Tendensi :
Pandangan mata akan menuju pertama kali kepada kelompok yang terdiri dari empat buah elemen yang saling berdekatan.
Closure
Bentuk yang tertutup atau menyambung terlihat lebih stabil.
Tendensi :
Tanpa disadari mata akan mencoba menyambung bagian dari lingkaran yang terputus.
Sintaksis Tipografi
Sintaksis Tipografi
Dalam ilmu bahasa, sintaksis berarti penyusunan kata-kata dalam bentuk dan urutan yang tepat. Aturan dalam tata bahasa sudah dibakukan, seperti : huruf membentuk kata, kemudian kata membentuk kalimat yang terdiri dari komponen-komponen seperti subjek, predikat, dan objek.
Sedangkan sintaksis dalam tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan bentuk yang kohesif. Studi terhadap sintaksis tipografi dimulai dari elemen komposisi yang terkecil yaitu huruf, kata, garis, kolom, dan margin.
Sintaksis tipografi tidak memiliki aturan yang baku. Namun dalam proses perancangan tipografi, penggunaan logika-logika dan prinsip-prinsip persepsi visual yang diterapkan dalam setiap pendekatan kreatif akan secara bertahap melahirkan suatu sistematika penataan elemen-elemen visual huruf.
Di bawah ini adalah contoh monogram, yaitu lambang atau logo yang terbentuk dari penggabungan dua buah huruf.
Dalam ilmu bahasa, sintaksis berarti penyusunan kata-kata dalam bentuk dan urutan yang tepat. Aturan dalam tata bahasa sudah dibakukan, seperti : huruf membentuk kata, kemudian kata membentuk kalimat yang terdiri dari komponen-komponen seperti subjek, predikat, dan objek.
Sedangkan sintaksis dalam tipografi memiliki pengertian sebagai sebuah proses penataan elemen-elemen visual ke dalam kesatuan bentuk yang kohesif. Studi terhadap sintaksis tipografi dimulai dari elemen komposisi yang terkecil yaitu huruf, kata, garis, kolom, dan margin.
Sintaksis tipografi tidak memiliki aturan yang baku. Namun dalam proses perancangan tipografi, penggunaan logika-logika dan prinsip-prinsip persepsi visual yang diterapkan dalam setiap pendekatan kreatif akan secara bertahap melahirkan suatu sistematika penataan elemen-elemen visual huruf.
Di bawah ini adalah contoh monogram, yaitu lambang atau logo yang terbentuk dari penggabungan dua buah huruf.
Langganan:
Postingan (Atom)